Bu Ruswo pun pernah merasakan menjadi seorang kurir di medan pertempuran. Ia pernah membawa surat ditaruh di sadel sepeda atau stang sepeda.
Kurir yang berperan untuk membantu pejuang menyampaikan berita dari garis depan ke belakang, kemudian ke markas. Serta membawa makanan di dapur umum ke garis depan agar tidak kelaparan.
"Para prajurit sangat mengenal Bu Ruswo, bahkan ia dijuluki ibu prajurit karena membantu logistik itu. Karena cintanya sama Ibu Ruswo jadi dipanggil sebagai ibu prajurit," ungkapnya.
Retno sendiri memang sudah akrab dalam melakukan penelitian terhadap sejumlah pejuang perempuan di Indonesia, termasuk tentang Ibu Ruswo yang diteliti pada tahun 2006 silam.
Baca Juga: 10 Tahun Berjualan, Pedagang Lawar Babi di Bali Ini Merasa Belum Merdeka
"Saya kira Ibu Ruswo itu sangat penting karena dia membantu pejuang di dapur umum. Jadi dapur umum pada waktu itu yang terkenal dikoordinir oleh Ibu Ruswo, kemudian saya mencoba mencari siapa itu Ibu Ruswo," kata Retno.
Menurutnya perjuangan Ibu Ruswo yang kuat khususnya terkait hajat hidup dasar orang banyak itu tak bisa dihilangkan begitu saja. Mengingat tercukupinya logistik saat perjuangan melawan penjajah di medan perang tetap penting.
"Iya padahal logistik itu penting sekali. Memang logistik di kota itu yang mengkoordinir ya dapur umum seperti Ibu Ruswo itu. Tapi kalau di Gunungkidul, Bantul di kabupaten-kabupaten itu pedesaan, pemerintah desa dan rakyat desa," terangnya.
"Biasanya kalau ada gerilya di situ juga dipakai dapur umum. Nanti masyarakat pedesaan yang membantu apa punyanya, kalau punya sayur ya di kasih sayur, tenaga ya tenaga," imbuhnya.
Disampaikan Retno, dapur umum sendiri juga tak serta merta hanya digunakan sebagai tempat memasak saja. Melainkan juga bisa sebagai markas para pejuang waktu itu.
"Di dapur umum itu sendiri tidak hanya untuk memasak tapi juga untuk membicarakan strategi perjuangan para gerilya. Kemudian kurir-kurir datang, membicarakan perjuangan besok, merawat dan menyimpan senjata. Jadi tidak hanya melulu untuk memasak saja di dapur umum itu," tegasnya.
Berita Terkait
-
DNA Manusia Purba dari Afrika Utara Ungkap Sejarah Tersembunyi Gurun Sahara, Apa Itu?
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kenapa Paskah Identik dengan Telur? Ini Sejarah dan Maknanya
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital
-
Deadline Penggusuran di Depan Mata, Warga Lempuyangan Lawan PT KAI: "Bukan Asetmu, Ini Tanah Kami