SuaraJogja.id - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais memberikan sejumlah catatan dalam Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia pada Rabu (17/8/2022). Menurutnya dalam beberapa waktu terakhir banyak peristiwa yang membuat masyarakat prihatin.
"Kita sudah merdeka 77 tahun. Alhamdulillah menjadi bangsa yang tetap kokoh kuat bersatu. Tetapi ada catatan yang harus kita buat bahwa pada tahun-tahun terakhir ini terjadi hal-hal yang membuat semua anak bangsa menjadi prihatin," kata Amien Rais saat memberikan amanat dalam upacara Partai Ummat di Yogyakarta, Rabu (17/8/2022).
Pertama, Amien menyebut telah terjadi secara sistematik adanya upaya dari atas untuk membelah bangsa. Hal itu bertujuan untuk menjadikan kelompok itu yang berhadap-hadapan, saling eksklusif dan rasa paling benar.
"Namun dalam upaya pecah belah bangsa itu saya terus terang katakan bahwa penguasa melakukan cara-cara politik belah bambu," ujarnya.
Kedua, disampaikan Amien, peninggalan para tokoh bangsa sebelumnya yang melimpah nyatanya tak bisa secara maksimal dinikmati oleh bangsa sendiri. Malah kekayaan alam Indonesia yang makmur itu dinikmati lebih oleh orang asing.
Ketiga, Amien turut menyinggung penegakan hukum di Indonesia yang tengah dilanda berbagai permasalahan. Meski tak secara langsung menyinggung soal kasus tertentu namun sejumlah persoalan itu mengakibatkan institusi kepolisian dilanda perpecahan.
"Bayangkan kepolisian kita sebuah satuan, sebuah institusi yang mestinya menegakkan keadilan dan memelihara tegakknya hukum sekarang dilanda perpecahan yang sangat mendalam, yang membuat kita semakin ragu-ragu dengan masa depan kita. Bahwa tidak ada yang cepat dan fundamental yang dilakukan oleh penguasa kita yakni oleh presiden," ungkapnya.
Selain itu, ia menyoroti perubahan dunia yang semakin cepat pada era globalisasi ini. Belum lagi saat ini, menurut mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut ada dua negara yang dianggap sebagai dua gajah global yakni Amerika Serikat dan Cina.
"Kita tidak boleh sedikit pun sampai mengarah mengambil pengelihatan di dalam dua gajah itu. Sehingga kita tetap bersatu, tetap netral, non blok, bebas aktif supaya masyarakat Indonesia lebih mantap lagi di masa depan," tegasnya.
Baca Juga: LBH Jakarta: Dugaan Keterlibatan Kapuslabfor Menambah Buruk Citra Kepolisian
Terakhir, sebuah negara perlu tetap memegang nilai-nilai agama yang sakral dan abadi. Hal itu yang akhir-akhir ini terkadang terlupakan oleh masyarakat Indonesia.
"Kita tahu dalam pasal 29 ayat 1 berbunyi negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Bayangkan kalau Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai agama yang abadi kekal itu mulai disingkirkan dengan segala dalih dan alasan maka itu masa depan menjadi makin muram dan gelap," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
Terkini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!