"Ketika satu usaha kamu tekuni, kamu gagal. Jangan pindah dulu ke usaha lain. Karena menekuni sebuah usaha, gagal itu biasa," kata dia.
"Lalu perbaiki terus sampai menemukan kesempurnaan. Kalau ulang nol lagi, bisa gagal kamu. Bisnis itu harus fokus," terangnya.
Kisah lain hadir dari Elsa, yang memiliki toko kelontong sejak 2017, lewat modal awal dari orang tuanya, sebanyak Rp12,5 juta.
Tujuan Elsa membangun toko kelontong diprakarsai keinginannya membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga: Inilah Kampus yang Memberi Gelar Doktor Honoris Causa Kepada Mohammad Hatta
"Karena saya tinggal di pegunungan dan barang-barang yang ke sana biaya distribusi mahal. Jadi harganya semena-mena (sangat tinggi)," ujarnya.
"Saya sudah lima tahun menjalankan usaha dan masih usaha mikro kecil menengah (UMKM). Saya butuh motivasi, trik tidak ingin stuck menjadi UMKM saja tapi menengah," sebut perempuan 26 tahun itu.
Usaha yang ia miliki ini, punya omzet Rp15 juta per hari, bahkan di masa puncaknya ia bisa mengumpulkan Rp500 juta dalam sebulan.
"Saya hanya ambil keuntungan 5 persen saja. Untuk perputaran barang, saya rela berbelanja dua kali sepekan agr hemat gudang dan persediaan saya juga terbatas," sebut Elsa lagi.
Dari cerita Elsa, Bahlil memberi pesan bahwa menjadi pengusaha diawali pengusaha kecil, naik, lalu bisa jatuh.
"Sedangkan tugas berat seorang pengusaha adalah bangkit setelah terjatuh," kata dia.
Bahlil menangkap dua poin penting dari bisnis toko kelontong yang digeluti Elsa. Yaitu, Elsa ingin menggali potensi entrepreneurshipnya dan ada panggilan sosial untuk membantu orang lain
"Kamu bisa menjadi besar, bukan hanya menengah. Yang bisa kamu lakukan ada dua, tetap di situ atau buka cabang baru," jawab Bahlil.
"Sekjend [perwakilan HIPMI turut hadir di atas panggung], bantu [Elsa] Rp20 juta ya. Saya apresiasi pikiran kamu dan apresiasi kamu bantu masyarakat," cetus eks Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam tersebut.
Sementara itu Syahnaz, mengungkap soal bisnis katering milik keluarganya yang harus bangkrut karena diterpa pandemi Covid-19. Bahkan, aset bisnis telah dijual seluruhnya untuk menutupi kebutuhan harian.
"Tips dan tips untuk memulai usaha orang tua dari awal kembali. Apa langkah pertama yang bisa saya ambil?," terang Syahnaz dengan suara sedikit tercekat.
Berita Terkait
-
Inilah Kampus yang Memberi Gelar Doktor Honoris Causa Kepada Mohammad Hatta
-
Viral, Aksi Mahasiswa Baru UGM Bentangkan Poster Wadas Melawan ke Ganjar Pranowo, Publik: Panitia Ospek Ketar-ketir
-
Auto Banjir Acungan Jempol, Mahasiswa Baru UGM Ini Berani Tunjukkan Poster "Wadas Melawan" pada Ganjar Pranowo
-
Sosok Tertua di Wisuda Pascasarjana UGM Curi Perhatian, Emak-emak Bagikan Trik Setrika Seragam agar Lebih Rapi
-
Usia 62 Tahun, Salman Al Farisi Sosok Tertua di Wisuda Pascasarjana UGM
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Timnas Indonesia Lolos Babak Keempat, Nawaf Alaqidi Ikut Bantu
-
Hasil Timnas Indonesia vs China: Gol Ole Romeny Bawa Garuda Naik ke Peringkat 3 Grup C!
-
Mimpi Timnas Indonesia Terkubur! Gagal ke Piala Dunia 2026 Tanpa Playoff usai Australia Hajar Jepang
-
Bahlil Cabut Sementara IUP Tambang Nikel Anak Usaha Antam di Raja Ampat
-
Suporter Berlarian di GBK Jelang Timnas Indonesia vs China, Ada Apa?
Terkini
-
Waspada Cacing Hati usai Sembelih Sapi Kurban, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas Pemantau
-
Alun-alun Kidul Ditutup untuk Salat Id? Sultan Angkat Bicara
-
Berkah Idul Adha: Prabowo Kirim Sapi Raksasa untuk Penggerobak Sampah & Pasukan Kuning Yogyakarta
-
IKD Gratis, Tapi Data Bisa Lenyap, Disdukcapil Sleman Ungkap Cara Lindungi Diri dari Penipuan
-
WNA Pakistan Tipu Investasi Rp70 Miliar di Yogyakarta, Sempat Bikin Ulah di Kampus