SuaraJogja.id - Pemerintah secara mendadak mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pukul 13.30 WIB. Kenaikan tersebut mulai berlaku pukul 14.30 WIB. Sempat ada jeda antara pengumuman dengan pemberlakuan.
Tak ada antrean di Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Gunungkidul. Yang ada hanya antrean seperti biasanya, hanya segelintir orang saja mengantri. Ketika ditanya, mereka tidak mengetahui jika ada kenaikan harga BBM.
Mursidi, warga Gunung Gentong Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul mengaku sama sekali tidak mengetahui jika harga BBM jadi naik. Dia mengaku jarang keluar menggunakan mobil. Dia baru keluar menggunakan mobil ketika hendak mencari rumput.
"Saya wong nggunung pelosok saja. Tidak tahu kalau naik, opo meneh le ngumumke liwat HP," ujar lelaki yang tengah mengemudikan angkot di dalamnya penuh rumput ini.
Pengawas SPBU Sambi Pitu Patuk Gunungkidul, Agung Widodo ketika ditemui pukul 14.05 mengaku baru saja menerima kabar kenaikan BBM. Memang sebelum pengumuman, sekira pukul 13.30 WIB, di group WA para pengelola SPBU dan perwakilan Pertamina ramai membahas kenaikan tersebut.
"Tadi jam setengah dua ribut-ribut benar apa ndak. Lha kok jadi naik jam 2 diumumkan kepastiannya. Terus katanya diberlakukan setengah jam lagi," ujar dia, Sabtu (3/9/2022).
Kondisi ini tentu akan merepotkan petugas SPBU. Meskipun sebenarnya sudah online tetapi penyesuaian harga tersebut tentu akan mengganggu pelayanan. Karena dipastikan ada jeda waktu antara harga lama dengan yang baru.
Oleh karenanya pukul 14.25 WIB, pihaknya langsung melakukan penutupan SPBU. Pengendara yang hendak masuk mereka minta menunggu ataupun putar balik. Sementara pengendara yang ada di dalam SPBU juga diminta menunggu.
"Ya harus menghentikan pelayanan terlebih dahulu sembari menunggu penyesuaian mesin dispenser dari pusat," ungkap dia.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Ekonom Yakin Indonesia Bisa Menghadapi Dampak Terburuknya
Secara teknis memang cukup membuat mereka sedikit kalang kabut. Karena 3 dispenser yang mereka miliki harus disesuaikan semuanya. Mereka harus menunggu terlebih dahulu mesin dispenser BBM disesuaikan harganya oleh Pusat.
"Ya kami harus mematikan mesin terlebih dahulu. Biasanya mati dulu 15 - 20 menit untuk penyesuaian," kata dia.
Salah seorang pengendara yang tiba pukul 14.27 WIB, Basiyo kaget ketika dia tidak diperkenankan masuk. Di satu sisi masih ada beberapa kendaraan yang antre di dalam SPBU. Namun ketika diberi penjelasan oleh petugas, ia baru memakluminya.
Warga Sindumartani Kalasan Sleman ini mengaku tidak mengetahui jika ada kenaikan harga BBM mulai pukul 14.30 ini. Namun dirinya mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan harga tersebut. Terlebih dilakukan secara mendadak sehingga tidak ada antrian seperti beberapa hari yang lalu.
"Jadi naik to. Saya malah Ndak tahu. Bagus ini, mendadak jadi Ndak ada antrian" ujar dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu