SuaraJogja.id - Kasus tas branded selebgram Angela Charlie atau Angela Lee yang disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Sleman kembali mengemuka. Keterangan Angela Lee yang berubah dalam kasus tas-tas mahal yang menjadi barang bukti pada 2018 lalu itu ternyata berdampak pada dua orang lain yakni satu penyidik di Polres Sleman dan Devi Haosana.
Sandy Batara SH, kuasa hukum Devi Haosana di Yogyakarta, Senin (5/9/2022) mengungkapkan kliennya tersebut dituduh menukar barang bukti tas branded dalam kasus Angela Lee. Padahal dari keterangan Angela Lee pada 2018 sudah ada dalam BAP dan pengadilan sudah inkrah atas kasus itu.
"Kasus ini bermula dari keterangan Angela Lee yang berubah pada tahun 2020 atas kasus yang sebenarnya sudah inkrah dan membuatnya dikurung sembilan bulan. Angela menyatakan tas-tas yang menjadi barang bukti berbeda dari yang dibelinya dari uang yang digelapkan dalam kasus terdahulu. Klien kami dituduh menukar barang bukti yang diserahkan yakni tas branded," katanya.
Meski pada 2018 pengadilan sudah inkrah atas kasus itu, menurut Sandy, pada 2020 Angela Lee mengubah keterangan. Hal itu membuat kliennya ditersangkakan bersama satu penyidik Polres Sleman, AKP Yustinus.
Karenanya Sandy menilai kasus dugaan penukaran barang bukti terlalu dipaksakan. Apalagi dari hasil gelar perkara di Mabes Polri menyatakan perkara yang menempatkan Devi Haosana tidak memenuhi unsur. Namun Kejaksaan menyatakan berkas lengkap tanpa ada saksi yang melihat adanya tindak pidana yang disangkakan.
"Padahal barang bukti yang disita sudah di kroscek oleh jaksa dan dititipkan di Rupbasan. Pengadilan ini terkesan dipaksakan menurut kami. Tidak ada saksi yang melihat atau mengetahui bahwa ada pertukaran barang, barangnya sudah disita bagaimana klien kami menukar," jelasnya.
Sandy menambahkan, pada awalnya 37 tas, baik merk Channel dan Hermes serta 4 jam tangan mewah muncul dalam kasus Angela Lee. Namun sampai saat ini mereka tidak mengetahui tas mana yang dipersalahkan dan dianggap ditukar dengan kerugian saksi korban yang disebut mencapai Rp12,1 miliar.
Dalam kasus penukaran tas tersebut, perkara AKP Yustinus sudah diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Namun untuk Devi, kasus tersebut ternyata diteruskan.
"Ketika kami tanyakan apakah ada ahli barang-barang branded ini, tapi sampai saat ini tidak ada yang bisa membuktikan. Kami berharap klien kami dibebaskan karena kasus ini untuk kami terkesan dipaksakan," imbuhnya.
Baca Juga: Sidang Perdana Kasus Korupsi Surya Darmadi Digelar Kamis 8 September di PN Jakpus
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi
-
Senjata Baru Taman Pintar Yogyakarta: T-Rex Anyar dan Zona Laut Imersif Demi Gaet Pengunjung