"Hingga saat ini belum ada perubahan harga, baik dari masing-masing koridor yang ada, sampai dua pekan ke depan. Mengingat kami masih mempelajari dan mengevaluasi kondisi pasar peminat atau pengguna Jasa Jip Wisata khususnya di Prambanan," ucapnya.
Daya Beli Bahan Pokok Menurun
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Mae Rusmi tidak memungkiri adanya penurunan daya beli masyarakat secara otomatis, usai kenaikan harga BBM.
Namun, meskipun saat ini masyarakat masih menahan diri, diperkirakan turunnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa membantu mengungkit daya beli.
"Nah ini kan baru proses [BLT]. Mudah-mudahan nanti kebijakan seiring sehingga semua bisa normal," harapnya.
Saat ini, harga tertinggi produk pokok masyarakat yang mengalami kenaikan adalah cabai.
"Tetapi belum tahu persis apa ini dampak BBM atau yang lain, karena cabai memang naik turun ya jadi belum tahu persis dampak BBM atau bukan," kata dia.
Demikian juga harga telur yang naik sejak dua atau pekan lalu, karena bersamaan dengan turunnya bantuan pangan non tunai. Hal itu menyebabkan masyarakat penerima yang jumlahnya sekitar 18 juta orang, secara bersamaan harus membelanjakan bahan pangan, salah satunya telur.
"Sehingga ketersediaan telur di pasaran menipis. Otomotis harganya naik, namun beberapa hari belakangan turun," ungkapnya.
Baca Juga: Blokir Jalan Nasional dan Bakar Ban, Mahasiswa Mojokerto Tolak Kenaikan Harga BBM
Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti menyatakan, harga cabai rawit merah dan keriting dalam dua hari terakhir meroket di Kabupaten Sleman. Beberapa pasar tradisional telah membanderol cabai dengan harga di atas Rp70.000/ Kg.
"Faktornya juga karena biaya transportasi naik, imbas kenaikan BBM," kata dia.
Namun analisis ini tidaklah mutlak, melainkan masih akan dianalisis lebih mendalam.
"Apakah kenaikan harga benar-benar dipengaruhi faktor BBM yang naik atau karena faktor lain. Sebab, harga cabai di pasar Kabupaten Sleman selama ini memang sangat fluktuatif," tegasnya.
"Misalnya dipengaruhi faktor musim dan jumlah permintaan," tambahnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Damkar Jogja Minta Maaf Gagal Temukan Kunci di Selokan: Sudah Keluarkan Ilmu Debus!
-
Waspada Macet Total! Ring Road Utara Jogja Bakal Ditutup Malam Hari, Ini Skenario Pengalihan Arusnya
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!