Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 07 September 2022 | 14:37 WIB
Wisata jip di lereng Gunung Merapi, Sleman, Rabu (4/5/2022) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Saat ini, harga tertinggi produk pokok masyarakat yang mengalami kenaikan adalah cabai.

"Tetapi belum tahu persis apa ini dampak BBM atau yang lain, karena cabai memang naik turun ya jadi belum tahu persis dampak BBM atau bukan," kata dia.

Demikian juga harga telur yang naik sejak dua atau pekan lalu, karena bersamaan dengan turunnya bantuan pangan non tunai. Hal itu menyebabkan masyarakat penerima yang jumlahnya sekitar 18 juta orang, secara bersamaan harus membelanjakan bahan pangan, salah satunya telur.

"Sehingga ketersediaan telur di pasaran menipis. Otomotis harganya naik, namun beberapa hari belakangan turun," ungkapnya.

Baca Juga: Blokir Jalan Nasional dan Bakar Ban, Mahasiswa Mojokerto Tolak Kenaikan Harga BBM

Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti menyatakan, harga cabai rawit merah dan keriting dalam dua hari terakhir meroket di Kabupaten Sleman. Beberapa pasar tradisional telah membanderol cabai dengan harga di atas Rp70.000/ Kg.

"Faktornya juga karena biaya transportasi naik, imbas kenaikan BBM," kata dia.

Namun analisis ini tidaklah mutlak, melainkan masih akan dianalisis lebih mendalam.

"Apakah kenaikan harga benar-benar dipengaruhi faktor BBM yang naik atau karena faktor lain. Sebab, harga cabai di pasar Kabupaten Sleman selama ini memang sangat fluktuatif," tegasnya.

"Misalnya dipengaruhi faktor musim dan jumlah permintaan," tambahnya.

Baca Juga: Viral Detik-detik Fraksi PKS Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Walk Out dari Sidang Paripurna

Kontributor : Uli Febriarni

Load More