SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Kulon Progo Diminta Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo Istana untuk melakukan pemetaan potensi kunjungan wisatawan berdasarkan kondisi geografis hingga infrastruktur jalan
Istana di Kulon Progo, Senin, mengatakan pemetaan untuk mendongkrak kunjungan wisata di Kulon Progo perlu melihat realitas kondisi geografis wilayah, kondisi jalan, serta sebaran destinasi yang kebanyakan di wilayah pegunungan.
"Terkait dengan hal tersebut, maka pikiran kita tidak boleh terobsesi untuk mendatangkan rombongan wisatawan menggunakan bus-bus, tetapi orientasinya bagaimana mendatangkan wisatawan dengan tumpangan pribadi atau rombongan motor gede," kata Istana saat dihubungi.
Menurutnya, Dinas Pariwisata mulai memetakan pangsa pasar setiap objek wisata. Misalnya, Pantai Glagah yang merupakan orientasi pada pariwisata massal. Hal ini berbeda dengan strategi promosi wisata untuk objek wisata di kawasan Bukit Menoreh mulai dari Puncak Suroloyo, Kebun Teh Nglinggo dan kawasan wisata Girimulyo.
"Dispar harus sudah mulai mengatur strategi dimulai dari cara promosi atau memilih pasar wisatawan," katanya.
Dengan tidak meremehkan kekuatan kunjungan wisatawan berbasis massa, namun perlu diakui di era serba digital ini, belanja wisatawan dengan tumpangan mobil pribadi lebih menjanjikan, khusus di objek wisata di wilayah Bukit Menoreh, Kulon Progo.
"Wisatawan dengan tumpangan pribadi atau rombongan motor gede, karena merekalah wisatawan berduit dengan belanja rata-rata Rp500 ribu sampai Rp1jt per orang, sedangkan rombongan bus rata rata belanja antara Rp50 ribu - Rp100rb per orang," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengakui pariwisata akan menjadi motor penggerak perekonomian Kulon Progo, sehingga arah pengembangannya bukan mass tourism atau pariwisata massal, melainkan kualitatif tourism.
Oleh karena itu, ia mengharapkan bus-bus besar agar nantinya tidak masuk ke Kulon Progo, karena tidak membawa dampak pada pertumbuhan UKM seperti rumah makan di wilayah ini.
Baca Juga: Dinas Pariwisata Sumut Perkenalkan Aplikasi "Disumut Aja", Ini Manfaatnya Buat Wisatawan
"Kita batasi bus-bus besar yang masuk ke Kulon Progo. Bus boleh masuk tapi jangan sampai ke pelosok. Kami lebih suka wisatawan yang datang menggunakan mobil atau wisata keluarga yang bersifat kualitatif dengan harapan mereka daya belanja lebih tinggi," katanya.
Tri Saktiyana mengatakan Pemkab Kulon Progo melalui Dispar nantinya akan mengembangkan wisata dengan minat khusus, seperti wisata keolahragaan.
"Wisata minat khusus ini diharapkan mampu meningkatkan lama tinggal di Kulon Progo dan mendongkrak perekonomian masyarakat," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Dinas Pariwisata Sumut Perkenalkan Aplikasi "Disumut Aja", Ini Manfaatnya Buat Wisatawan
-
Harta tak Dibawa Mati, Viral Kisah AKP Heru Meiyanto Rela Jual Rumah untuk Membangun Masjid di Kulonprogo
-
Ke Sleman, Mendes PDTT Khawatir Banyaknya Desa Wisata Justru Akan Merusak Alam
-
Disnakertrans Kulon Progo Anggarkan Padat Karya Rp2,4 Miliar, Satu Titik Rp100 Juta
-
Dinas Pariwisata Bantul Batalkan Kenaikan Retribusi di Tahun Ini
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
Terkini
-
Beyond ATM: Cara BRI Proteksi Uang Anda di Era Perbankan Digital
-
Kritik Tajam MPBI DIY: Pemerintah Disebut Pakai Rumus Upah yang Bikin Buruh Gagal Hidup Layak
-
Pemkot Yogyakarta Targetkan 100 Rumah Tak Layak Huni Selesai Direnovasi Akhir Tahun 2025
-
Trah Sultan HB II Ultimatum Inggris! Ribuan Manuskrip Geger Sepehi 1812 Harus Dikembalikan
-
Terdesak Utang Pinjol, Pemuda di Sleman Nekat Gasak Laptop di Kos-Kosan