Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Wahyu Turi Krisanti
Senin, 19 September 2022 | 13:20 WIB
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo saat ditemui usai panen tembakau di Selopamioro, Jumat (16/9/2022). [Wahyu Turi Krisanti/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Para petani tembakau di Selopamioro, Kapanewon Imogiri melakukan panen perdana tanaman tembakau bersama Gurbernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pada Jumat (16/9/2022) petang lalu.

Saat ditemui, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo menyampaikan panen tembakau jenis Grompol tersebut merupakan kemitraan dengan PT Tarumartani, salah satu perusahaan cerutu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemda DIY.

"Kontrak kemitraan 40 hektar tersebar di Kapanewon Piyungan, Dlingo, Pleret, Imogiri, dan Piyungan dengan jenis tembakau Grompol, salah satu jenis tembakau bahan baku cerutu," katanya belum lama ini.

Di wilayah Selopamioro sendiri hanya terdapat 10 hektar lahan tembakau Grompol yang melakukan kerjasama, sementara luas total melebihi 25 hektar.

Baca Juga: Tembakau Alternatif Perlu Aturan Terpisah dari Rokok, Ini Alasannya

"Disini cuma 10 hektar yang melakukan kerjasama, padahal luasnya mungkin lebih dari 25 hektar," ujarnya.

Joko mengatakan luas lahan penanaman tembakau di Kabupaten Bantul ialah sebesar 210 hektar, namun baru 40 hektar yang melakukan kontrak kerjasama di tahun ini. Pihaknya berharap untuk kedepannya semakin banyak lahan dan petani yang terikat kontrak.

"Harapan bisa tambah lagi di tahun ke depan. Kami lihat kedepan banyak petani yang minat dengan kemitraan ini," terangnya.

Joko menambahkan para petani yang melakukan kemitraan ini diberikan fasilitas berupa pendampingan, pemberian bibit gratis, serta pinjaman tanpa bunga sebesar Rp2,5 juta per hektar sampai masa panen dengan nilai jual Rp2 ribu perkilogram tembakau basah.

Baca Juga: Masindo: Perokok Dewasa Berhak Atas Informasi Produk Tembakau Alternatif

Load More