SuaraJogja.id - Usaha kulner di DIY menjadi salah satu yang terdampak pandemi COVID-19. Selama dua tahun pandemi, sekitar 90 persen dari sekitar 300 usaha boga atau kuliner dan katering di DIY yang tergabung dalam Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) kolaps tanpa penghasilan apapun.
Katering pernikahan menjadi salah satu usaha kuliner yang paling terdampak sejak Maret 2020 lalu. Pembatasan mobilitas masyarakat yang diterapkan pemerintah membuat pesanan katering dan kuliner dibatalkan.
"Hanya sepuluh persen usaha kuliner yang masih jalan, terutama katering di rumah sakit-rumah sakit yang menangani covid-19," ujar Ketua DPD PPJI DIY, Sari Dewi di Yogyakarta, Kamis (22/09/2022) petang.
Menurut Sari, usaha kuliner dan katering sempat bernapas lega saat ada pelonggaran mobilitas masyarakat diberlakukan pada akhir 2020. Namun kondisi itu tak berlangsung lama karena gelombang kedua pandemi terjadi di Indonesia pada 2021 silam.
Meski banyak usaha kuliner dan katering mencoba banting stir dengan berjualan produk frozen atau beku, usaha tersebut tak serta merta berhasil. Banyak masyarakat yang sebelumnya tak berjualan pun ikut-ikutan bisnis di sektor tersebut.
"Akhirnya banyak pengusaha katering yang menghentikan usahanya karena banyak sekali orang yang berjualan frozen," ujarnya.
Karenanya saat pandemi mulai reda pasca gencarnya vaksinasi COVID-19 dan perekonomian DIY mulai pulih, usaha kuliner dan katering kembali bisa bernafas lega. Banyak pesanan yang awalnya dibatalkan kembali dipesan. Apalagi beragam acara sudah digelar berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta di DIY.
"Kami harapkan saat ini jadi momen untuk kebangkitan kita untuk usaha boga di jogja," ujarnya.
Sementara Ketua DPP PJJI, Irwan Iden Gobel mengungkapkan, dampak yang sama akibat pandemi COVID=19 juga terjadi secara nasional. Dari sekitar 5.000 anggota PJJI di 22 propinsi, 70 persennya kolaps. Dari 70 persen tersebut, 80 persen diantaranya merupakan usaha katering pernikahan.
Baca Juga: Terkait Permainan Capit Boneka Dinilai Haram, PWNU DIY Bilang Begini
"Semua drop selama dua tahun, pernikahan dibatalkan, gedung ditutup, pembatasan dilakukan. Usaha katering harus mengembalikan uang pangkal yang sudah dibayarkan," paparnya.
Meski saat ini endemi sudah akan diberlakukan, lanjut Iden, kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat usaha kuliner dan katering kembali harus terdampak. Biaya operasional dan bahan baku yang naik membuat pengusaha jasa boga harus putar otak untuk membuat inovasi agar tidak merugi.
Apalagi pasca pandemi, ada perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Kalau dulunya acara pernikahan banyak dihadiri tamu undangan, saat ini berkurang jauh.
"Karenanya kami kerjasama dengan berbagai asosiasi sweperti MC,EO, fotografi, desain interior untuk melakukan inovasi dan standarisasi agar diterima pasar," ungkapnya.
Karenanya tahun ini, lanjut Iden, PPJI menggelar rakernas di DIY pada 4-7 Oktober 2022 mendatang. DIY dipilih sebagai tuan rumah rakernas yang diikuti sekitar 300 perwakilan anggota PPJI karena daerah ini disebut menjadi salah satu propinsi di Indonesia yang masa pemulihan ekonomi pasca pandemi cukup cepat.
"Kita bisa belajar dari jogja bagaimana kota ini bisa cepat dalam memulihkan perekonomiannya," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik