Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 03 Oktober 2022 | 13:16 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJogja.id - Anies Baswedan resmi menjadi kandidat calon presiden yang diusung Partai Nasdem di Pemilu 2024. Pengumuman itu disampaikan langsung Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10).

"Inilah kenapa akhirnya NasDem melihat seorang sosok Anies Rasyid Baswedan. Kami mempunyai keyakinan pikiran-pikiran dalam perspektif baik secara makro maupun mikro sejalan," kata Paloh.

Diketahui, Anies akan selesai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 16 Oktober mendatang. Anies mengaku siap untuk tugas baru berikutnya.

Latar Belakang Keluarga

Baca Juga: Mohon Ridho Allah dan Ucap Bismillah, Anies Baswedan Terima Mandat Capres dari NasDem

Anies Rasyid Baswedan, lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969. Anies dilahirkan dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Ia cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan.

Masa Sekolah

Anies duduk di bangku pendidikan pada usia 5 tahun di TK Masjid Syuhada. Usia 6 tahun , Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta.

Di masa kecilnya, Anies dikenal sebagai seseorang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

Kemudian, Anies masuk di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Ia pun bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya dengan posisi pengurus bidang humas. Saat itu, ia dijuluki "seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian.

Baca Juga: NasDem Resmi Dukung Anies Baswedan Nyapres di 2024, PKS Puji Putusan NasDem

Lulus dari SMP, Anies menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Ia masih tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS. Saat mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia, Anies terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia di tahun 1985.

Bagaimana kiprah Anies Baswedan di Politik dan Pemerintahan 

Tahun 2017, Anies bersama Sandiaga Uno menang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta setelah melewati dua putaran dengan 57,95 persen suara. Keduanya diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Sebelum menjadi gubernur, Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kabinet Kerja sejak 26 Oktober 2014 sampai 27 Juli 2016. Saat menjadi menteri, Anies menginisiasi Gerakan Indonesia Mengajar.

Anies pernah menjadi rektor termuda pada usia 38 tahun. Ia dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada 2007 saat menjadi Rektor Universitas Paramadina.

Tahun 1987,  Anies Ikut Pertukaran Pelajar ke Amerika Serikat 

Anies terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Hal itu membuat Anies menempuh masa SMA selama empat pada tahun 1989.

Saat kembali ke Jogja, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta. Ia mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.

Masa Kuliah Anies Baswedan

Anies kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dengan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.

Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan turut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres 1992, Anies membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan.

Misalnya, membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif yang memosisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada 1993. Ia memulai gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

Anies juga turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada November 1993 di Yogyakarta.Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia dari memenangkan sebuah lomba menulis tentang lingkungan.

Kontributor : Ismoyo Sedjati

Load More