Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 09 Oktober 2022 | 11:07 WIB
Suporter Arema FC (Aremania) berdoa di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc]

"Mereka memendam trauma. Jika trauma ini tidak ditangani dengan tepat bisa berujung pada gangguan jiwa," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengirim tim psikologi ke Kabupaten Malang, untuk membantu warga terdampak tragedi Kanjuruhan.

Kepala Dinkes Sleman dr.Cahya Purnama mengungkap, pengiriman tim yang terdiri dari sembilan orang itu merupakan inisiatif dari Pemkab Sleman dan  disambut baik oleh pemerintah daerah Kabupaten Malang.

"Sleman datang ke sana untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang dialami warga, pascatragedi Kanjuruhan," ungkapnya.

Baca Juga: Terjawab Kapan Jadwal BRI Liga 1 Kembali Akan Dirilis, Hasil Pertemuan 18 Klub dan PT LIB

Cahya menambahkan, tim berada di Malang selama tiga hingga empat hari untuk membentuk jejaring akses layanan Mata Hati (Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa) kepada orang-orang yang terguncang akibat tragedi itu.

Setelah Dinkes menyampaikan mengenai program itu dan akses terbangun, orang-orang yang membutuhkan layanan konsultasi psikologis bisa mengakses layanan Mata Hati.

Kabupaten Sleman telah memiliki inovasi layanan Mata Hati dengan layanan psikologi sejak tahun 2004. Layanan ini cukup berpengalaman dalam upaya pemulihan mental pasca bencana, khususnya di Kabupaten Sleman.

Beberapa di antara saat terjadi bencana gunung Merapi, gempa Bantul, tragedi susur sungai Sempor.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: FIFA Minta Jadwal Liga 1 Jadi Sabtu dan Minggu, Jangan Malam Hari Pikirkan Keselamatan dan Keamanan

Load More