Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Rabu, 12 Oktober 2022 | 16:19 WIB
Ahli botani dan ekologi tumbuhan asal Jepang Naofumi Nomura menjual jamu tradisional Indonesia. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

SuaraJogja.id - Sejak 2014, Naofumi Nomura, seorang ahli botani dan ekologi tumbuhan asal Jepang, membuat dan menjual jamu tradisional Indonesia.

“Dulu saya belajar botani di Jepang dan saya belajar botani di hutan Indonesia, dari situ saya mulai tahu bahan-bahan jamu,” kata Naofumi saat ditemui di Fujisawa, Selasa.

Dia menuturkan tujuan membuat dan menjual jamu adalah untuk mengenalkan minuman herbal asal Indonesia itu sebagai alternatif obat tradisional.

“Di Jepang itu adanya obat China saja, obat China dan obat Jawa itu berbeda, jadi saya mau kasih tahu ke orang Jepang,” katanya.

Baca Juga: Ahli Botani dan Ekologi Tumbuhan Jepang Jadikan Jamu Tradisional Indonesia Sebagai Obat Alternatif

Menurut Naofumi, jamu sangat berkhasiat untuk kesehatan, termasuk dalam mengobati penyakit.

Pria yang meraih gelar Ph.D dari Universitas Kyoto itu menuturkan bahwa saat ini orang-orang Jepang hidup di lingkungan yang lebih hangat daripada masa lampau karena perubahan cuaca dan pengaruh teknologi, seperti pendingin atau penghangat ruangan.

Karena itu, ia ingin membuat jamu dikenal di Jepang guna menjaga kesehatan masyarakat Jepang.

Jamu-jamu dengan merek “Tetes Manis” itu di antaranya kunyit asam, beras kencur, temulawak, pegagan, campuran dan jamu set.

Satu kemasan kantong (pouch) kecil jamu yang berisi 100 ml dibandrol mulai dari 650 yen (Rp70.000) hingga 800 yen (Rp85.000).

Baca Juga: Mengapa Orang Jepang Suka Makan Nasi?

Dia mengaku berkomitmen tidak menggunakan bahan kering untuk membuat jamu, tetapi memakai bahan yang segar langsung diimpor dari Indonesia.

Load More