Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 12 Oktober 2022 | 19:15 WIB
Talut yang ambrol dan tembok kamar korban, di Karangtanjung, Pandowoharjo, Kapanewon Sleman, terlihat berjarak kurang dari dua meter, disambangi pada Rabu (12/10/2022). [Kontributor Suarajogja.id / Uli Febriarni]

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman memiliki beberapa imbauan kepada warga Kabupaten Sleman, utamanya yang memiliki rumah berdekatan dengan talut.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengungkap, warga harus menyadari bahwa saat ini cuaca ekstrem masih berlangsung. BMKG Yogyakarta juga memperkirakan bahwa kondisi ini akan berlanjut sampai 15 Oktober 2022.

Ketika hujan sangat deras tapi tidak berlangsung dalam waktu lama, biasanya akan menyebabkan volume air yang sangat banyak.

"Daya dukung lahan kita tidak mampu. Kalau dulu kan ada resapan, ada blumbang, biopori dan sebagainya. Tapi sekarang semua ditutup," ujarnya, di lokasi talut ambrol, Karangtanjung, Pandowoharjo, Kapanewon Sleman, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Lereng Setinggi 5 Meter Ambrol, Timpa Rumah Dan Dua Penghuni di Sleman

Sehingga ketika terjadi hujan deras, maka semua air sekadar mengalir dan terperangkap.

"Sehingga membuat tanah gembur dan tekanan air mendorong temboknya talut. Sehingga ambrol," ucapnya.

Sebagai bentuk upaya mitigasi, pemilik rumah yang berdekatan dengan talut harus mengatur aliran air. Tujuannya agar
air hujan cepat keluar dengan bebas, tidak ada hambatan.

Makwan juga meminta masyarakat waspada dengan kondisi talut yang sudah bergelombang.

"Oleh karena itu, kalau buat talut harus ada suling, pengatusan. Karena tekanan air itu dahsyat," terangnya.

Baca Juga: Polda Bali Pelototi Kasus Ambrolnya Proyek Jembatan Tukad Ayung Gatsu Denpasar

Berikutnya, apabila ada kondisi kedaruratan segera menghubungi relawan setempat, Unit Lak di kalurahan, relawan, atau BPBD Sleman.

"Pusdalops kami siap 24 jam," terangnya.

Pembangunan Kembali Rumah Korban Di Karangtanjung Akan Dipantau Tim Teknis

Ditanyai soal rekondisi rumah terdampak talut ambrol di Karangtanjung, Makwan menegaskan bahwa rumah korban mengalami rusak berat dan tidak bisa didiami lagi.

"Harus dirobohkan, bangun ulang," terangnya.

Selain mendapatkan bantuan dalam bentuk jadup sepekan, dan dana pembangunan kembali rumah sebanyak Rp50 juta, proses pembangunan rumah akan didampingi tim teknis dari DPU PKP Sleman.

"Kalau model bangunan ini, tidak boleh kamar ada di sebelah barat (berbatasan langsung dengan talut). Sebelah barat itu jadi risiko. Maka desain harus diubah, kamarnya yang di sebelah timur. Kalau [sekarang] ini kan kamarnya sebelah barat," ucapnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro menjelaskan, akibat hujan deras dan angin kencang pada Selasa (11/10/2022), bukan hanya terjadi di Pandowoharjo.

Tercatat, angin kencang yang bertiup berdampak merusak di 10 titik. Kerusakan yang terjadi antara lain lima rumah rusak ringan; satu unit rusak sedang; satu unit rusak berat; sembilan pohon tumbang; kandang ternak; jaringan listrik; kantor; sepeda motor.

Sementara itu longsor terjadi di tiga titik. Selain di Karangtanjung, Pandowoharjo, Kapanewon Sleman, peristiwa serupa terjadi di Menyolan, Sendangmulyo, Kapanewon Minggir. Longsor tersebut merusak ruangan kamar di rumah korban.

Ada pula talut sepanjang 12 meter tinggi 3 meter, longsor dan menutup akses jalan kampung di Sanan, Sendangarum.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More