SuaraJogja.id - Matanya sayu ketika bangun dari tidur lelapnya. Dengan rambut acak-acakan, pria berbaju Arema FC ini terlihat duduk sambil berusaha mengumpulkan kesadaran setelah 12 jam tertidur di depan pintu utama Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kesadarannya yang sudah terkumpul penuh, menggerakkan kakinya untuk mencari toilet di sekitar stadion. Sayang, semua akses pintu di toilet stadion tertutup. Akhirnya laki-laki ini memilih toilet yang ada di warung sekitar stadion setempat.
Pemilik warung mempersilahkan laki-laki ini menggunakan toilet warungnya. Bahkan beberapa kali pemilik warung memberikan kopi dan makanan gratis namun selalu ia tolak.
Sudah 11 hari laki-laki ini luntang-lantung di stadion kebanggaan Arema FC itu. Bukan tanpa sebab, laki-laki bernama Rusdi ini adalah korban beringasnya tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam hingga menyebabkan teman-temannya tewas di depan matanya sendiri.
Baca Juga: Ade Armando Dipolisikan Gegara Bilang Aremania 'Sok Jagoan'
"Sama saya, korban ini ngomong, datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. Satu orang cewek, dua orang laki-laki, meninggal semua. Tinggal dia sendiri," ungkap pemilik warung sekaligus penjual kopi, Bu Tin seperti dikutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Rabu (12/10/2022).
Rusdi, dari penuturan perempuan 59 tahun itu kerap berkeliling di Stadion Kanjuruhan tanpa tujuan yang jelas. Ketika menjelang malam, Rusdi yang diketahui warga Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo ini tidur di depan pintu utama stadion atau di patung kepala Singa Tegar.
Bu Tin beberapa kali menyarankan laki-laki 17 tahun ini untuk kembali ke rumahnya di Probolinggo. Namun jawaban yang diterima Bu Tin, Rusdi enggan kembali karena masih merasa bersama tiga temannya yang sudah tewas.
"Saya tanya, pulang lah nak. Tiga temanmu sudah nggak ada. Tapi jawabnya nggak mau pulang, masih merasa bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu," ujar Bu Tin.
Rusdi sendiri merupakan anak yatim piatu. Ia tinggal hanya dengan seorang kakak kandungnya dan takut untuk kembali ke Probolinggo.
Baca Juga: Komnas HAM Nyatakan Gas Air Mata Penyebab Utama Terjadinya Tragedi Kanjuruhan
"Sudah saya bilang agar pulang, tapi dia bersikukuh menunggu temannya. Kalau ngopi disini saya gratiskan juga gak mau. Alasannya kalau pulang katanya takut sama kakaknya. Dia kan anak yatim piatu juga, kasihan saya," kata Bu Tin iba.
Ada dugaan bahwa Rusdi mengalami trauma hebat sehingga memilih untuk bertahan di Stadion Kanjuruhan. Sub Kordinator Monev dan Pelayanan Medis RSUD Kanjuruhan Lukito Condro bersama Psikolog RSUD Kanjuruhan, Hardiono menjelaskan, pihaknya ditugaskan ke Stadion mencari keberadaan Rusdi untuk memberikan pendampingan langsung.
"Anak ini sudah dua pekan di stadion. Datang menonton pertandingan Arema dengan tiga orang teman, tiga orang itu meninggal semua. Selanjutnya kami juga berkoordinasi dengan Dinkes Probolinggo yang mencari keberadaan anak ini," kata Hardiono.
Dugaan trauma berat itu juga ditunjukkan dengan prilaku Rusdi yang enggan untuk diperiksa bahkan dibawa oleh tim medis. Tak ingin kesehatan mental Rusdi makin terganggu, Lukito tengah meminta bantuan RSJ Lawang untuk mengevakuasi Rusdi.
Rencananya, tersebut akan dilakukan pendampingan untuk mengembalikan mentalnya yang terguncang setelah 3 temannya meninggal.
Berita Terkait
-
Persebaya Wajib Waspada! Arema dan Dewa United Siap Menyodok
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Ternyata Aku Bisa Bertahan
-
Yakin Kalahkan Filipina, 'Si Tampan' Timnas Indonesia: Pede Bangetlah!
-
75 Perempuan Berlatih Seni Bertahan Hidup di Gunung Cakrabuana di Women Jungle Survival Course Eiger 2024
-
BRI Liga 1: Blunder saat Injury Time, Arema FC Tak Berdaya di Kota Pahlawan
Terpopuler
- Gibran Terciduk Ulangi Kesalahan Penggunaan 'Para', Warganet: Beneran Nggak Ngerti atau Sengaja?
- Reaksi Guru Kiano saat Peluk Paula Verhoeven Disorot: Tanpa Kata...
- Beda Ajaran Quraish Shihab dan UAS Soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal
- Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan
- Diisukan Dapat Honor Ceramah Rp 25 Juta, Ustaz Maulana Ungkap Dikontrak TV Selama 30 Tahun
Pilihan
-
Akhir Tahun Berisiko, BMKG Berau Prediksi Pasang Tertinggi 31 Desember
-
Ekonomi Kaltim Bertumpu pada Pengembangan Klaster Industri di IKN, Kok Bisa?
-
Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
-
Oknum ASN Positif Narkoba Jalani Rehabilitasi di BNN Kota Bontang
-
Heboh Wasit FIFA Pimpin Laga Tarkam Indonesia, Disuguhi Aksi Pemain Adu Pukul
Terkini
-
Dihadapkan Kenaikan PPN 12 Persen di 2025, BOB Optimis Tidak Pengaruhi Kunjungan Wisata ke Jogja
-
Polda DIY dan Kompolnas Cek Senjata Api Milik Anggota, Begini Temuannya
-
PMK Serang Gunungkidul Lagi, Dukuh Polaman: Koordinasi ke Warga jadi Tantangan
-
Kemenpar Utamakan Wisata Bersih, BOB Siapkan Kawasan Malioboro dan Parangtritis Jadi Percontohan
-
Waspada Cuaca Ekstrem, KAI Pantau Ketat Perjalanan Kereta di Jogja saat Nataru