Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Wahyu Turi Krisanti
Kamis, 13 Oktober 2022 | 16:29 WIB
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Reri Indriani bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan Ketua Koperasi Seruni Putih Murjiyati saat kunjungi desa wisata jamu Kiringan, Rabu (12/11/2022). - (SuaraJogja.id/Wahyu Turi)

SuaraJogja.id - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia berencana mengembangkan desa wisata jamu Kiringan menjadi desa wisata kebugaran. Oleh karenanya BPOM melakukan pengawalan secara maksimal untuk menggali potensi yang ada.

"Desa wisata Kiringan ini perlu kita gali potensi yang ada," kata Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Reri Indriani, Rabu (12/11/2022).

Ia menyebutkan, 87 persen pelaku usaha obat tradisional didominasi pelaku usaha UMKM. Dengan demikian pihaknya berkomitmen memberikan pendampingan secara langsung untuk mendukung desa wisata jamu Kiringan serta menggerakkan perekonomian yang lebih baik.

Selain melakukan pendampingan, BPOM juga memberikan bantuan berupa peralatan untuk mendukung produktivitas pelaku usaha jamu tradisional.

Baca Juga: Lewat Potensi Budaya dan Alam, Desa Wisata Tondok Bakaru Mamasa Masuk 50 Besar ADWI 2022

"Intervensi langsung BPOM adalah melakukan pendampingan cara pembuatan jamu yang baik untuk meningkatkan citra dan daya saing," jelasnya.

Ia menambahkan pendampingan tersebut merupakan sinergitas bersama Kementrian Pertanian dan Badan Riset untuk mengembangkan inovasi kreatifitas desa wisata jamu Kiringan agar lebih dikenal dan memberikan kontribusi perekonomian.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan desa wisata jamu Kiringan ini telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu. Desa wisata jamu Kiringan ini pun telah ditetapkan sebagai salah satu inovasi daerah yang berhasil masuk 45 top inovasi nasional.

"Penguatan jamu telah kita tetapkan sebagai salah satu inovasi daerah melalui inovasi di Dinas Kesehatan Bantul yang namanya Seroja (sehat ekonomi kuat karo jamu)," ujarnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap pengembangan jamu di Kabupaten Bantul tidak terbatas pada peningkatan kesehatan saja melainkan juga peningkatan ekonomi.

Baca Juga: Operasi Zebra Progo 2022 Berjalan 10 Hari, Polres Bantul Tindak 5.672 Pelanggar

Load More