"Dan kemudian, belakangan ini muncul gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya, ini yang jadi concern kita," sebutnya.
Iyan menyatakan, setiap pasien anak yang datang ke RS dengan gejala tertentu, -yang mengarah ke dugaan gagal ginjal akut-, anak tersebut akan mengikuti wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Kalau pada pasien tersebut didapatkan indikator ureum dan kreatinin meningkat melebihi ambang normal, maka dia bisa dicurigai mengalami kondisi gagal ginjal.
Pada saat itu, sesuai rekomendasi Kemenkes, tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan pertama diminta untuk merujuk pasien ke RS rujukan khusus gagal ginjal akut pada anak.
Baca Juga: Marak Kasus Anak Sakit Gagal Ginjal Akut, Dinkes Sleman Ingatkan Jangan Asal Lakukan Self Medication
Iyan menjelaskan, ada poin yang membedakan kondisi gagal ginjal pada anak dan dewasa.
Gagal ginjal pada dewasa dapat ditangani oleh RS daerah. Tidak demikian dengan gagal ginjal pada anak, harus ditangani di RS khusus rujukan.
"Kebetulan di RSUP Dr Sardjito ada ahli gagal ginjal anak, fasilitas hemodialisa anak. Di sana juga akan dilakukan pemeriksaan tambahan untuk melacak penyebabnya apa," paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sleman dr Cahya Purnama menerangkan, dari total 13 kasus gagal ginjal pada anak yang terdata di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak tiga kasus dinyatakan bukan penyakit gagal ginjal akut. Sementara 10 kasus lainnya, dinyatakan positif gagal ginjal akut.
Dari 10 kasus tersebut, terdapat tiga kasus yang berasal dari Sleman, dengan rincian dua penderita dinyatakan sembuh dan satu pasien yang meninggal dunia berusia 10 tahun.
Baca Juga: Kamu Wajib Tahu! Ini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis
Hingga kini, penyebab pasti kematian pasien gagal ginjal akut anak itu masih terus diteliti dan diinvestigasi.
Tetapi diketahui, pasien yang meninggal dunia maupun yang sembuh, sama-sama mengalami gejala panas dan penurunan volume kencing.
Ditanyai terkait dugaan penyakit gagal ginjal akut disebabkan oleh obat-obatan tertentu, Cahya belum berani banyak berkomentar.
"Belum [diketahui]. [Hasil] investigasi belum keluar," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Terlanjur Minum Obat Sirup Terlarang, Cek Gejala Keracunan Etilen Glikol Ini!
-
Marak Kasus Anak Sakit Gagal Ginjal Akut, Dinkes Sleman Ingatkan Jangan Asal Lakukan Self Medication
-
Buat Bunda yang Anaknya Terlanjur Minum Obat Sirup Jangan Panik, Cek Kondisinya 10 Hari Terakhir
-
Kamu Wajib Tahu! Ini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY