SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun lumbung pangan tradisional di Dusun Ngireng-Ngireng Desa Sidomulyo, Kabupaten Bantul yang salah satunya bertujuan membantu kelompok tani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di masyarakat.
"Lumbung pangan tradisional ini merupakan satu program kegiatan kami, entry poin dari pembangunan lumbung tradisional ini, yang pertama adalah dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto saat peresmian Lumbung Pangan Tradisional Mataraman di Bantul, Rabu.
Selain itu, kata dia, lumbung pangan tradisional yang dibangun dengan dukungan Dana Keistimewaan (Danais) DIY adalah untuk melestarikan kebudayaan atau tradisi manajemen stok hasil panen oleh para nenek moyang.
"Karena yang namanya lumbung ini adalah sebenarnya budaya adiluhung dari nenek moyang kita, yang waktu itu dikondisikan dalam rangka untuk menyimpan semua hasil bumi petani waktu itu dalam rangka olah pertanian," katanya.
Dengan demikian, kata dia, dengan lumbung pangan tradisional ini harapannya pada saatnya nanti dibutuhkan lumbung pangan bisa selain untuk pemenuhan kebutuhan pangan tapi juga untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi petani.
"Kalau saat ini kira kira dalam rangka untuk sistem tunda jual, jadi manakala panen raya lumbung ini dimanfaatkan masyarakat, kelompok tani untuk menampung hasil, tapi manakala masa paceklik isinya dikeluarkan untuk dijual, sehingga secara ekonomis juga akan mendapatkan harga yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, bahwa lumbung pangan tradisional ini pernah dilakukan oleh para nenek moyang kita dalam melakukan manajemen stok pangan, agar kebutuhan pangan di masyarakat pada musim apapun tetap terpenuhi.
"Nenek moyang kita itu punya pengetahuan yang sangat arif dan bijaksana bagaimana melakukan manajemen stok padi, jagung, kedelai atau komoditi yang lain, sehingga harga itu bisa dipertahankan dalam kondisi yang baik," katanya.
Bupati mengatakan, lumbung pangan tradisional ini juga menginspirasi masyarakat dan petani semuanya bagaimana manajemen stok yang pernah dilakukan oleh para leluhur.
Baca Juga: Pemuda Bantul Sulap Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai Jual, Diekspor hingga ke Belanda
"Manajemen stok para leluhur itu kita konservasi, kita revitalisasi, agar harga pangan itu bisa tetap menguntungkan para petani," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
Terkini
-
Berlanjut, Kejari Sleman Sita Ponsel dan Dokumen Penting Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata
-
Kejati DIY Segera Panggil Saksi Baru Kasus Dugaan Korupsi Internet Diskominfo Sleman
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?
-
Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?