Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 07 November 2022 | 10:44 WIB
Banjir merendam balai dusun dan sekolah di Girisubo, Gunungkidul, Minggu (6/11/2022). [Dok. BPBD Gunungkidul]

SuaraJogja.id - Hujan deras yang melanda kawasan di Kapanewon Girisubo, Gunungkidul Sabtu (05/11/2022) malam mengakibatkan banjir di sejumlah titik, terutama wilayah yang selama ini menjadi langganan setiap tahunnya.

Hingga Minggu (06/11/2022), banjir masih berlangsung meski mulai surut. Sejumlah fasilitas publik dan instansi pendidikan sempat terendam hingga 1 meter meski sudah mulai surut.

Panewu Girisubo, Slamet Winarno ketika dikonfirmasi membenarkan adanya banjir tersebut. Menurutnya banjir yang terjadi adalah banjir genangan karena wilayah yang terendam air adalah daerah lembah.

"Iya (banjir), terutama di lahan bekas telaga dulu,"kata dia, Minggu.

Baca Juga: Pemerintah Pusat bakal Beri Sanksi ke Daerah yang Tak Mampu Kendalikan Inflasi, Ini Strategi Pemkab Gunungkidul

Slamet mengatakan, Sabtu (5/11/2022) malam memang turun hujan mulai sekira pukul 21.00 WIB kemarin. Hujan turun dengan cukup lebat dan berlangsung lama. Hingga akhirnya terjadi air mulai naik dan merendam beberapa kawasan.

Sejumlah wilayah di Girisubo yang terendam banjir genangan karena karakteristik Kapanewon ini yang banyak cekungan. Bahkan kompleks Kantor Kapanewon Girisubo juga ikut terendam hingga ketinggian 30 cm.

"Kita sempat evakuasi berkas-berkas dan narang-barang penting lainnya,"kata dia.

Slamet mengungkapkan, banjir di Pedukuhan Gabukan, Kalurahan Songbanyu terbilang cukup parah. Di mana banjir genangannya mencapai ketinggian 70 cm hingga 1 meter dan merendam sejumlah bangunan publik.

Akibat banjir tersebut, bangunan TK dan Balai Padukuhan Gabukan serta SD di kawasan tersebut terendam. kawasan tersebut rentan terjadi banjir setiap tahun. Pasalnya, lahan tempat bangunan TK dan Balai Pedukuhan berdiri merupakan bekas telaga yang dikeringkan.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Gunungkidul Jogja yang Mengasyikkan

"Iya dulu bekas telaga. Karena tidak ada lokasi untuk membangun balai dusun dan sekolah maka telaganya dikeringkan serta lahannya digunakan,"terangnya.

Selain itu, ia juga menduga luweng atau gua bawah tanah yang ada di sekitar wilayah Padukuhan tersebut tersumbat sehingga air tidak bisa mengalir. Karena biasanya di awal musim penghujan mulut Luweng banyak dipenuhi sampah.

Meski begitu, saat ini banjir dilaporkan mulai surut. Dan biasanya memang banjir di Padukuhan tersebut hanya berlangsung singkat hanya satu hari satu malam lalu surut tetapi jika hujan hanya singkat.

"belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat banjir genangan ini. Kami masih mendata nilai kerugian dari kejadian ini,"terang dia.

Rencananya, agar banjir tidak selalu terulang setiap tahunnya pemerintah akan memperlebar mulut Luweng. Tujuannya agar nanti debit air yang masuk ke Luweng akan semakin banyak dan tidak sampai merendam wilayahnya.

Kontributor : Julianto

Load More