Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 11 November 2022 | 14:31 WIB
Warga Piyungan tersenyum dapat bantuan STB gratis. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Pembagian Set Top Box atau STB gratis dari pemerintah agar masyarakat tetap bisa menikmati siaran televisi sebagai dampak dari penghentian siaran analog sampai saat ini masih belum selesai dilakukan. Padahal Kominfo memberi tenggat waktu hingga 6 November 2022 untuk pendistribusian secara menyeluruh.

Koordinator salah satu vendor distribusi STB untuk wilayah Bantul dan Gunungkidul Bambang Wicaksono mengakui jika berdasarkan instruksi dari Kominfo pusat ada surat resmi batas distribusi STB. Pihaknya sebagai vendor diberi target harus selesai pada tanggal 6 November 2022 yang lalu. 

"Tenggat waktu tersebut untuk bahan evaluasi berapa STB yang tidak terdistribusi,"kata dia Jumat (11/11/2022).

Evaluasi tersebut adalah bahan untuk pembayaran insentif bagi installer (vendor) yang sudah disetujui atau pemasangannya sudah dianggap benar oleh Kominfo. Evaluasi tersebut juga sebagai dasar pembetulan laporan STB yang riject atau rusak.

Baca Juga: Viral TV Terbakar Diduga Gegara Set Top Box

Dia mengakui jika untuk wilayah Bantul dan Gunungkidul memang belum selesai dilakukan. Kendati target 6 November 2022 telah ditetapkan untuk pembagiannya, namun sampai saat ini masih ribuan STB yang belum terdistribusi atau terisntal kepada rumah tangga yang berhak.

"Ada beberapa kendala yang kami hadapi di lapangan sehingga distribusinya belum selesai dilakukan,"ujar dia.

Bambang menambahkan STB tersebut belum terdistribusi karena penerima pindah alamat, merantau, meninggal dunia tetapi tidak punya Ahli Waris, rumah tidak ditemukan dan rumah kosong. Pihaknya sudah mendatangi kembali mereka yang sebelumnya gagal ditemui, namun ternyata juga ada yang belum terdistribusi.

Kendala lain yang mereka hadapi di lapangan adalah ada penerima yang menolak STB gratis tersebut karena takut penipuan, tidak ada sinyal, listrik mati dan rumah kosong. Untuk listrik mati dan rumah kosong pihaknya harus datang kembali itu tentu rugi waktu.

"Ya memang seperti itu, ada warga yang menolak karena takut itu penipuan,"terangnya.

Baca Juga: Cara Menonton Siaran TV Digital, Apakah Bisa Tanpa Set Top Box?

Bambang menambahkan perusahaannya sendiri mendapatkan jatah membagikan STB untuk wilayah Bantul dan Gunungkidul. Untuk Gunungkidul diminta mendistribusikan sebanyak 15.970 buah dan Bantul pihaknya diminta membagikan sebanyak 24.256 buah.

Sejatinya, lanjut dia, alokasi dari Kominfo lebih banyak yang harus didistribusikan. Di mana sebenarnya Bantul mendapatkan jatah sebanyak 29.367 buah dan Kabupaten Gunungkidul 17.744 buah.

" Sehingga total dua kabupaten ini mendapat alokasi 47.111 buah. Tapi vendor kami hanya mendistribusikan sekitar 28.000 buah. Sementara untuk Sleman, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta kami tidak mendapat jatah,"terang dia, Jumat (11/11/2022).

Bambang menyebut hingga akhir Oktober 2022 yang lalu pihaknya telah menyelesaikan penginstalan sebanyak 22.556 rumah tangga dan Kabupaten Gunungkidul 15.295 rumah tangga. Jumlah tersebut mencapai 80 % dari jatah yang mereka harus bagikan.

Dari pemerintah memang memberi tenggat sampai tanggal 6 November 2022 yang lalu. Dan secara keseluruhan STB yang telah terbagi di Bantul dan Gunungkidul telah mencapai 41.214 buah. 

"Masih ada 5.908 STB yang belum dibagikan dari 47.111 buah dari kewajiban kami. Ya memang karena kendala di lapangan tadi,"ungkapnya 

Menurutnya, jumlah tersebut belum mencukupi untuk jatah yang seharusnya  yaitu keluarga Sangat miskin, Rentan miskin dan miskin. Contohnya di Gunungkidul sebenarnya mencapai sekitar 150 ribu keluarga miskin namun dari pusat alokasinya tidak seperti kebutuhan.

Sebenarnya, lanjut dia dari yang dikhawatirkan nantinya adalah nanti ketika tv analog diputus pasti ada gejolak seperti di jakarta dan sekitarnya. Saat ini di DIY memang belum ada gejolak karena yang diputus baru TVRI.

Koordinator pembagian STB di Kapanewon Piyungan Bantul, Ahmad Yani mengakui memang pembagian STB tidak semudah yang dibayangkan. Karena mereka juga diminta sekaligus untuk menginstal STB dengan televisi milik warga.

"Kendalanya kadang di sinyal. Ada yang tidak bisa diinstal karena sinyal,"terangnya 

Seringkali rumah yang didatangi kosong karena sedang bekerja, sehingga dia harus kembali lagi di malam hari. Untuk Kapanewon Piyungan sendiri ia mendapat jatah membagikan 1.500 STB. Untuk distribusi tersebut pihaknya merekrut sukarelawan membantu dirinya.

Kontributor : Julianto

Load More