SuaraJogja.id - Ibu korban tewasnya Fauzi Ajitama dalam peristiwa ambruknya atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor Playen, Gunungkidul, Sintia Carolline Munajab kini merasa tertekan psikologisnya. Belum hilang kesedihannya karena dua orang yang dia sayangi meninggal dunia dalam kurun waktu 30 hari, dia sudah didatangi oleh salah satu tersangka dalam kasus atap ambruk bangunan sekolah setempat.
Paman Sintia, Bambang Guntawa mengungkapkan Sintia kini merasa sangat tertekan dan tidak bisa tidur memikirkan kehadiran tersangka untuk memintanya menandatangani surat pernyataan damai. Sebuah surat yang sebenarnya tidak pernah dia kehendaki.
"Sekarang itu bingung. Masih sedih malah diberi surat itu untuk damai," terang dia, Selasa (15/11/2022).
Bambang mengungkapkan, hari Minggu (13/11/2022) yang lalu, salah satu tersangka kasus ambruknya atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor Playen, K telah mendatangi keponakannya tersebut. K ditemani beberapa orang lainnya, istri K kemudian adik dari K dan pasangan suami istri yang tinggalnya di dekat SD yang atapnya ambruk tersebut.
Kedatangan mereka selain bersilaturahmi juga membawa 3 surat pernyataan. 2 surat pernyataan perdamaian dan surat pernyataan agar tidak menuntut. Surat tersebut diberikan dalam posisi sudah ditandatangani di kolom nama K dan beberapa orang saksi lainnya.
"Surat itu bermaterai dan tinggal kolom tandatangan ponakan saya Sintia yang masih kosong. Lainya sudah ditandatangani, ini kan aneh," kata dia.
Surat tersebut merupakan print out yang dibuat oleh K. Kala itu, K mengatakan karena peristiwa yang terjadi di SD Muhammadiyah tersebut sudah menjadi kasus maka dia meminta agar Sintia selalu keluarga korban menandatangani surat pernyataan perdamaian tersebut.
Mendapat permintaan tersebut, lanjut Bambang, Sintia bingung dan langsung menangis. Sintia sama sekali tidak bisa berkata-kata. Oleh karena itu, sebagai wakil keluarga ia menjawab untuk sementara tidak akan memikirkan hal yang macam-macam karena yang terpenting saat ini adalah mengembalikan mental dari keponakannya tersebut.
"Kami tidak bersedia menandatanganinya dan meminta agar jangan dilakukan saat itu. Karena saat ini kami masih berduka," terang dia.
Dia menyesalkan kedatangan tersangka K tersebut masih dalam suasana duka. Saat itu kedatangan mereka bertepatan dengan tiga hari pasca meninggalnya Fauzi Ajitama.
Berita Terkait
-
Sempat Disandera OPM 2 Hari, Kepala Dusun Muara Kum dan Istri Berhasil Dievakuasi Pakai Helikopter
-
Masih Upayakan Evakuasi 7 Jasad Korban Penyerangan OPM di Yahukimo, Polri: Situasi Sangat Menantang!
-
Hasil Visum Ungkap Kondisi 2 Jenazah Korban OPM di Yahukimo, Begini Kondisinya
-
Dua Jenazah Korban Serangan TPNPB-OPM Telah Dievakuasi, Pengejaran Pelaku Masih Terus Dilakukan
-
Satgas Damai Cartenz: Ada KKB di Balik Bentrok Pilkada Puncak Jaya Tewaskan 12 Orang
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
- Perbandingan Nilai Pasar Laurin Ulrich dan Finn Dicke, 2 Gelandang yang Dilobi PSSI
Pilihan
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
-
Puji Kinerja Nova Arianto, Kiper Timnas Indonesia: Semoga Konsisten
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
Terkini
-
Dipanggil Sultan, Wali Kota Hasto Wardoyo Didesak Segera Atasi Ruwetnya Masalah Kota Jogja
-
Wabah Antraks Kembali Hantui Yogyakarta, Pemda DIY Bergerak Cepat, Vaksinasi Jadi Kunci
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang