SuaraJogja.id - Kasus penipuan dan penggelapan dalam penerimaan CPNS dan P3K oleh oknum DPRD Kabupaten Bantul Enggar Suryo Jatmiko (37) berakhir dengan restorative justice. Lalu sebenarnya apa pertimbangan restorative justice itu bisa diterapkan?
Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko menuturkan bahwa dalam kasus ini restorative justice bukan merupakan inisiatif dari kepolisian. Melainkan inisiatif yang muncul dari para pihak yang berperkara.
"Antara pelapor terlapor dan keluarga mereka saling mencari kesepakatan. Jadi inisiatif mereka, lalu ada itikad untuk menyelesaikan seadil-adilnya mengembalikan. Kemudian dari hasil tersebut disampaikan kepada kami, lalu secara proses hukum awalnya kan ada laporan polisi sehingga pihak pelapor harus mencabut laporannya," terang Tri saat jumpa pers di Mapolda DIY, Kamis (24/11/2022).
Dijelaskan Tri bahwa sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Perpol nomor 8 tahun 2021 restorative justice memang bisa dilakukan. Namun memang hanya dengan sejumlah tindak pidana saja.
Baca Juga: Pelaku Penipuan Website Palsu Penjualan Tiket Formula E 2022 Ditangkap Setelah Untung Miliaran
Tindak pidana itu antaranya tidak menimbulkan keresahan atau penolakan dari masyarakat, tidak berdampak pada konflik sosial, tidak berpotensi untuk memecah belah bangsa, tidak bersifat radikal atau separatif, bukan tindak pidana narkoba. Termasuk tidak berkaitan dengan nyawa seperti penganiayaan atau pembunuhan.
"Itu dari kita kepolisian pasti akan mengedepankan upaya-upaya restoratif justice," ucapnya.
Terkait dengan kasus penipuan sendiri, kata Tri, jumlah nominal uang itu tidak ditentukan untuk bisa menjadi syarat restorative justice atau tidak. Melainkan tetap berfokus pada potensi kasus-kasus yang diungkapkan tadi.
Lagipula, ditambahkan Tri, sejak awal dari pelapor sendiri hanya ingin uang mereka kembali. Namun akibat tak kunjung kembali mala pelaporan itu dilakukan dan diproses oleh kepolisian.
"Tentu kita telah melakukan upaya hukum. Namun dalam prosesnya ada kesepakatan dalam proses ini," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, pihaknya mendorong kepada apabila ada korban-korban lain yang pernah mengalamai tindak pidana serupa bisa melaporkan ke polisi.
"Karena kami juga tidak bisa tahu satu per satu siapa-siapa yang mungkin ditipu atau digelapkan. Jadi kalau merasa menjadi korban silakan untuk datang ke kami membuat laporan polisi dan kami akan tindak lanjuti," tandasnya.
Diketahui bahwa peristiwa penipuan ini terjadi pada medio 2018 hingga 2019. Modus operandi tersangka sendiri adalah menawarkan untuk bisa membantu dan meloloskan korban agar dapat masuk dalam seleksi CPNS atau PPPK Pemkab Bantul tahun 2019.
Namun dalam perjalanannya para korban akhirnya telah menjalin kesepakatan dengan tersangka. Dalam hal ini uang atau kerugian mereka akhirnya dikembalikan secara utuh hingga korban mencabut laporannya.
Penghentian penyidikan atau restorative justice sendiri tercatat dilakukan pada 15 November 2022. Dengan sudah didasari oleh beberapa syarat.
Berita Terkait
-
Apakah Synthetic Diamond Sama dengan Berlian Palsu? Reza Artamevia Kini Terlibat Dugaan Penipuan
-
Reza Artamevia Laporkan Balik Penuding Dugaan Penipuan Berlian, Warganet Terpecah Belah
-
Rendang vs Berlian: Beda Kelas Bisnis Mama Fuji dan Reza Artamevia Diungkit Usai Ada Dugaan Penipuan
-
Kekayaan Reza Artamevia 'Cuma' Rp1,6 M, Kini Terjerat Kasus Penipuan Bisnis Berlian hingga Rp18,5 M
-
Lika-liku Hidup Reza Artamevia, Dulu Terjerat Narkoba Kini Diduga Terlibat Penipuan Berlian
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony