SuaraJogja.id - Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut DIY menjadi propinsi termiskin di Jawa mendapatkan banyak tanggapan. Salah satu ekonom DIY, Edy Suandi Hamid meminta data statistik tersebut tak perlu dipolitisasi.
"Itu data statistik, jadi itu persentase penduduk miskinnya terbanyak, [jadi bukan] propinsi termiskin [di jawa]. Kok sekarang ramai, khawatir saya dipolitisasi, saya sebagai ekonom tahu," ujar Edy di Yogyakarta, Senin (23/01/2023).
Namun menurut mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut, persentase penduduk miskin DIY memang yang terbanyak se-Jawa berlangsung berpuluh-puluh tahun lamanya. Namun bukan berarti DIY menjadi propinsi yang paling miskin di Jawa.
Sebab indikator kemiskinan dihitung dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari usia harapan hidup,angka kebahagiaan, angka harapan rata-rata lama sekolah dan indeks kesejahteraan pun harus dihitung. Pada 2022 lalu, IPM DIY mencapai 80,64 persen atau nomor dua setelah DKI Jakarta di Indonesia
Baca Juga: PHRI DIY Bakal Telusuri Informasi Soal Hotel yang Potong Gaji Karyawan Buntut Tunggakan Pesparawi
"Pendapatan per kapitanya pun menunjukkan ada kenaikan. Jadi ini adalah masalah ukuran. Namun apapun itu ukuran data bps, kita harus berjuang menurunkan angka kemiskinan itu," tandasnya.
Anggota Parampara Praja atau dewan pertimbangan Pemda DIY ini menambahkan, alih-alih berkutat pada data, kerjasama semua pihak harus dikuatkan untuk menurunkan persentase jumlah warga miskin di DIY. Sebab persoalan kemiskinan ini terjadi terus menerus tanpa, terutama di kabupaten Kulon Progo dan Gunung yang tingkat kemiskinannya tertinggi dari lima kabupaten/kota di DIY.
Berbagai upaya yang terukur dan terstruktur dari masing-masing kabupaten harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan. Namun persoalan itu tidak bisa diserahkan pada penduduk miskin sendiri ataupun pemerintah saja karena jadi tanggungjawab bersama.
Karenanya peran perguruan tinggi (PTI) sangat penting sangat penting. PT perlu ikut terjun mendampingi desa-desa dan penduduk miskin.
"Kan tidak banyak, hanya setengah juta [penduduk miskin diy]. Masak puluhan tahun tidak hilang [kemiskinan]," tandasnya.
Baca Juga: PHRI DIY Catat Okupansi Libur Imlek Capai 89 Persen, Paling Tinggi Saat Malam Minggu
Salah satu peran yang bisa dilakukan PT, lanjut Rektor Universitas Widya Mataram tersebut melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kampus bisa mendampingi, mendukung dan mengedukasi masyarakat di DIY.
Hal itu memungkinkan karena dana bantuan bagi warga miskin dari pemerintah cukup banyak untuk pengentasan kemiskinan. Meski sebenarnya ada yang salah dalam program tersebut karena persoalan kemiskinan masih saja sulit diatasi.
"Perlu kita kaji kenapa masalah kemiskinan masih saja ada, mari kita pecahkan, apakah masyarakat justru manja dan mau diberi [bantuan] terus, ini kan masih dugaan. Perlu dikaji, kami ajak kampus untuk mari sama-sama memecahkan kemiskinan di diy supaya stempel penduduk miskin di diy tidak ada lagi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Blak-blakan Budiman Sudjatmiko: dari Kereta Barang hingga Rencana Dahsyat Entaskan Kemiskinan
-
Rp30 Triliun Zakat: Benarkah Cukup untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem?
-
Antam Perkuat Peran BUMN dalam Pengentasan Kemiskinan melalui Safari Ramadan dan Pasar Murah
-
5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
-
Sekolah Rakyat untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo: Anak Tidak Boleh Jadi Pemulung
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa