SuaraJogja.id - Publik tengah dibuat ramai dengan kasus penganiayaan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satrio (20). Tak hanya soal penganiayaan saja yang menjadi sorotan.
Melainkan banyak juga yang kemudian menelisik lebih jauh terkait dengan gaya hidup mewah keluarga dan kekayaan Rafael pribadi. Termasuk informasi tentang tak dibayarnya pajak kendaraan oleh yang bersangkutan tersebut.
Belum lama, besaran tunjangan kinerja (tukin) para pegawai pajak yang tinggi menjadi topik dalam perbincangan netizen di media sosial. Pasalnya nilai tukin itu mencapai jumlah yang cukup besar dari puluhan hingga bahkan ratusan juta.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Hempri Suyatna mengatakan bahwa diperlukan evaluasi terkait itu. Apalagi jika tukin yang tinggi itu justru tak berdampak pada kinerja para pegawainya.
Baca Juga: Tukin Rafael Alun Satu Bulan Bisa Dipakai untuk TPP Guru Honorer selama Lima Tahun
"Memang kalau saya lihat misalnya banyak kasus, ya perlu adanya evaluasi ya. Apakah dengan tukin tinggi berkorelasi terhadap peningkatan kinerja," ujar Hempri, Minggu (26/2/2023).
Terutama, sambung Hempri dalam konteks pemberantasan korupsi. Serta dalam dunia perpajakan tentang bagaimana kemudian optimalisasi pajak itu terealisasi dan sebagainya.
Ia tak memungkiri besaran tukin masing-masing kementerian memang berbeda. Tukin yang tinggi sendiri diharap bisa sejalan dengan kinerja pegawai.
"Kemudian mereka tidak mudah kena suap dan sebagainya. Itu yang diharapakan dengan kemunculan tukin yang tinggi," terangnya.
Dosen di Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol UGM itu menyebut sudah seharusnya tukin tinggi menciptakan reformasi birokrasi yang baik pula. Indikator baik itu dapat dilihat dari dampak yang dirasakan masyarakat.
Baca Juga: 3 Pegawai Kejari Bandar Lampung Tersangka Korupsi Dana Tukin
Namun dengan kasus belakangan ini, menurutnya pemberian tukin tinggi belum sesuai dengan sasaran dan manfaatnya tak maksimal. Sehingga evaluasi mengenai hal itu jadi salah satu yang perlu diperhatikan.
"Perlu evaluasi rutin terkait dengan tukin. Perlu ada evaluasi rutin terkait dengan tukin kalau memang kemudian enggak membawa nasib baik. Ya bisa saja ada evaluasi harus diturunkan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
Review Sunscreen Vaseline Daily Sun Refreshing Serum, Terbukti Lindungi Kulit
-
Bahlil Ngegas Ditanya Diskon Tarif Listrik: Tanya ke yang Umumkan
-
Fakta Miris Keluarga Pemain Naturalisasi Malaysia Imanol Machuca
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Juni 2025
-
7 Rekomendasi Cushion Terbaik BPOM, Tahan Lama Skin Barrier Terjaga
Terkini
-
Kasus Covid-19 Meningkat di Asia, Dinkes DIY Siapkan Strategi Hadapi Potensi Lonjakan
-
Bantul Targetkan Bebaskan 330 Hektare dari Kumuh: Ini Strategi Ambisiusnya di 2026
-
AirNav Indonesia Prediksi Tak Ada Lonjakan Penumpang Pesawat saat Libur Idul Adha
-
6 Juni 2025 Idul Adha Serentak, MUI DIY Ingatkan Soal Takbir Tertib dan Solidaritas Sosial
-
TKP ABA Tutup: Pedagang & Jukir Terancam di Menara Kopi? Akses Sulit, Lahan Sempit Jadi Sorotan