SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menegaskan bahwa pihaknya bersama TNI, Polri dan jajaran pemerintah tetap intens memantau perkembangan situasi Gunung Merapi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, mengungkapkan bahwa pada hari ini (Rabu, 15/3/2023) hingga saat ini masih belum ada laporan turunnya abu vulkanik di kawasan Kabupaten Sleman -seperti yang terjadi pada Selasa (14/3/3023) pagi di Kapanewon Cangkringan-.
"Masyarakat sudah [beraktivitas] biasa tapi tetap waspada dan tidak boleh menyepelekan Merapi. Semua waspada," ujarnya, Rabu.
Kesiapsiagaan dan kewaspadaan juga dilakukan oleh pemangku wilayah, seperti panewu, lurah, dukuh, dan pemerintah.
"Dalam hal ini BPBD dan pemerintah terkait, TNI Polri Basarnas. Semua intens," lanjutnya.
Bambang menambahkan, lewat koordinasi bersama Polda DIY dan beberapa pihak terkait, telah bersepakat untuk membuat skenario terburuk, yang akan diterapkan apabila aktivitas Merapi terus naik.
"Apabila aktivitasnya tidak naik, ya...itu yang kita harapkan tentunya," sebutnya.
Sehingga dengan demikian, saat ini masyarakat terus diminta untuk menjalankan imbauan dan rekomendasi BPPTKG Yogyakarta mengenai radius aman Gunung Merapi.
"Jauhi sungai yang berhulu di Merapi; barat daya 7 Km, selatan 5 Km dan timur 5 Km," terangnya.
Baca Juga: Sebanyak 12 Jenis Mamalia Di Gunung Merapi Terancam Bencana Erupsi
Selain itu, pihaknya juga telah membagikan masker kepada masyarakat terdampak abu vulkanik di wilayah KRB III Gunung Merapi.
Lurah Hargobinangun Amin Sarjito menjelaskan, pihaknya telah menyusun skenario terburuk mitigasi erupsi Merapi; meskipun sudah ada dokumen kontijensi kebencanaan erupsi.
"Karena ada beberapa perubahan. Pertama, [misalnya konteks barak pengungsian] karena dulu masih dalam suasana Covid-19, kami memakai sekolah yang ada di Kapanewon. Sekarang sudah mulai masuk [sekolah] [tatap muka] lagi. Sehingga, kami berkomunikasi kepada kalurahan penyangga," lanjut Amin.
Amin menyebut, sebagai sister village dari Hargobinangun, di Kapanewon Pakem ada Kalurahan Pakembinangun, Candibinangun, Harjobinangun.
"Ketika nanti terjadi erupsi, ada beberapa barak yang akan kami gunakan. Yang pertama di Pandanpuro, nanti untuk wilayah Padukuhan Kaliurang Barat. [Pengungsi] [dari] Kaliurang Timur di RS Grhasia, karena ada beberapa gedung di situ," sebutnya.
Selanjutnya, barak di Kalurahan Candibinangun dan Harjobinangun, nanti digunakan warga Ngipiksari dan Kaliurang Selatan. Sementara Padukuhan Boyong akan menggunakan Disaster Oasis.
"Untuk imbauan, bagi warga KRB III minimal mengaktifkan ronda. Sedangkan KRB II kami minta bantu menyangga," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Perpustakaan Jogja Genjot Literasi: Ribuan Buku Baru & Inovasi Digital untuk Warga
-
STOP Bakar Sampah! Bupati Bantul Desak Warga Lakukan Ini untuk Selamatkan Lingkungan
-
DANA Kaget: Banjir Saldo Gratis Tiap Hari? Ini Link Aktif Raih Ratusan Ribu Rupiah
-
PSIM Jogja Dibantai Borneo FC: Pesta di Sultan Agung Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Perombakan Total OPD Gunungkidul: Apa Saja yang Berubah Tahun Depan?