SuaraJogja.id - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Istana meminta pemerintah setempat mengevaluasi kembali program jaring pengamanan sosial untuk penurunan angka kemiskinan di wilayah ini yang masih tertinggi dibandingkan kabupaten/kota di DIY, yakni 16,39 persen pada 2022.
Istana di Kulon Progo, Kamis, mengatakan alokasi anggaran yang begitu besar dan program jaring pengaman sosial (JPS) berjenjang dari berbagai sektor, mulai dari bedah rumah, bantuan sosial, bantuan langsung tunai, bantuan kelompok, kredit usaha rakyat (KUR) untuk penanganan kemiskinan sangat tinggi.
Program JPS untuk penanganan kemiskinan tidak signifikan dengan hasil akhir penurunan angka kemiskinan yang hanya 1,9 persen selama dua tahun terakhir.
"Hal ini sangat mengecewakan oleh karenanya perlu ada tindakan evaluasi dan perubahan strategi agar lebih tepat sasaran dan efisien," kata Istana
Baca Juga: Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini Dicopot, Usai Viral Patung Bunda Maria Ditutup Terpal
Menurut dia, penurunan angka kemiskinan Kulon Progo tidak signifikan dengan program dan alokasi anggaran.
Kemiskinan cenderung menjadi persoalan laten dan endemik, mengganggu psikologis dan rasa percaya diri ketika bersanding dengan daerah lain.
Sementara penerima manfaat bantuan sosial tidak teredukasi dengan baik, sehingga menjadi tumbuh, berdaya, berkembang dan mandiri, justru menjadi tergantung dan kehilangan rasa malu sebagai orang miskin.
"Pemkab agar merumuskan misi edukasi pada masyarakat miskin penerima bantuan, agar masyarakat yang sebenarnya sudah mampu punya budaya malu bila menerima bantuan," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Pansus LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2022 DPRD Kulon Progo Yuliantoro mengatakan pemkab harus menangani kemiskinan secara kolaboratif lintas sektor.
Baca Juga: Dipikir Pelihara Tuyul, Nurohman Ternyata Kelola 50 Server Perusahaan Dunia
Hal ini mengingat besarnya anggaran JPS, harus segera dilaksanakan pemahaman/edukasi kepada penerima manfaat bansos, agar tidak menganggap hibah bansos sebagai hadiah, tetapi merupakan sarana untuk pemberdayaan dan penumbuhan ekonomi keluar dari garis kemiskinan dalam target jangka waktu tertentu.
Menurut Istana, persoalan tersebut perlu alternatif pemikiran pengalihan program bansos dengan bentuk program padat karya infrastruktur dan stimulan bantuan semen agar asas kemanfaatannya kolektif, tumbuh pemberdayaan dan kepedulian terhadap wilayah/gotong royong semakin kuat.
"Pemkab harus bisa menjual semua potensi yang ada di Kulon Progo untuk bisa meraih dana guna pengentasan kemiskinan. Sehingga perlu dilakukan audit angka kemiskinan, terutama dari sisi keautentikan data dan fakta kondisi riil di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinsos-P3A Kulon Progo Irianta saat dikonfirmasi mengatakan angka kemiskinan yang masih tinggi 16,39 persen padahal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021 sebesar 74,71 dan angka harapan hidup tinggi pada 2021 75,21 tahun.
Anomali yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo diduga terjadi karena kemiskinan lebih dilihat sebagai permasalahan ekonomi, sehingga strategi pengentasannya lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Sementara ketimpangan pada dimensi kehidupan yang lain kurang mendapatkan perhatian, padahal kemiskinan terjadi karena multidimensi.
"Indikator kemiskinan yang menunjukkan, bahwa variabel ekonomi, sosial, psikis, budaya dan politik merupakan indikator yang tepat untuk mengukur konstrak kemiskinan di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
-
Jatimulyo Kulon Progo Masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia, Dapat Pujian Selangit dari Menparekraf Sandiaga Uno
-
Asyiknya Packrafting di Kali Papah, Cocok untuk Liburan Bareng Keluarga
-
3 Cara Nikmati Petualangan Seru di Samigaluh Kulon Progo, Wajib Main ke Kebun Teh!
-
Usung Marija Jadi Calon Bupati Kulon Progo 2024, Gerindra Bentuk Koalisi Besar Bareng Partai-partai Ini
-
Program "Ayo Belajar Ekspor" Kulon Progo Arahkan Pelaku IKM Luaskan Perdagangan
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan
-
Viral Kegaduh di Condongcatur Sleman, Ternyata Pesta Miras Berujung Keributan
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024