SuaraJogja.id - Penyakit jantung dan stroke masih menduduki peringkat pertama dan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Bahkan dari catatan Kementerian Kesehatan (kemenkes), kasus dua penyakit itu membebani BPJS hingga Rp10 triliun.
Kejadian Henti Jantung Mendadak (HJM) pun seringkali ditemui di tempat umum dan keramaian. HJM menempati 50 persen dari kematian pada masalah jantung dan menjadi silent killer.
Dari keprihatinan inilah, dosen Fakultas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKMK) UGM, Beta Ahlam Gizela mengembangkan aplikasi Satu Jantung 2.0. Aplikasi ini dibuat sebagai upaya menyelamatkan penderita HJM.
Dibuat sejak 2018 lalu, aplikasi ini awalnya diaplikasikan bagi pengemudi ojek online. Mereka yang setiap hari berada di jalanan diharapkan bisa mengaplikasikan aplikasi tersebut bila menemukan pasien HJM.
"Tapi karena pandemi jadi terhambat [pengembangan aplikasi], jadi baru kini coba saya kembangkan lagi," ujar Beta di UGM, Kamis (15/6/2023).
Aplikasi yang dapat diunduh di Playstore itu melalui Android 10 ke bawah tersebut, menurut Beta, mulai dibuatnya setelah putranya mengalami serangan jantung mendadak.
Dari pengalaman itu dia dan suaminya mencoba menciptakan alat yang diharapkan bisa memberikan pertolongan bagi banyak orang saat mengalami serangan jantung, terutama dalam kondisi tidak ada petugas kesehatan.
Karenanya selain ojek online, masyarakat umum terutama yang memiliki riwayat maupun resiko serangan jantung maupun henti jantung dapat mengunduh aplikasi tersebut. Satu Jantung bisa mempercepat penanganan pasien dengan resiko serangan jantung.
Cara mengunduh aplikasi itupun cukup mudah. Pengguna bisa melakukan registrasi dengan memasukan data-data pribadi seperti nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi, tensi, berat dan tinggi badan, riwayat merokok, riwayat diabetes serta aktivitas fisik.
Setelah data yang masuk tersebut dimasukkan ke smartphone maka akan muncul hasil identifikasi resiko penyakit jantung dari pengguna.
Dirancang dengan fitur utama berupa alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung, aplikasi ini bisa dijalankan cukup dengan satu klik pada fyling bottom atau tombol melayang di tampilan depan smartphone.
"Cukup dengan memencet flying bottom maka akan muncul bunyi minta tolong agar orang-orang di sekitarnya tahu," jelasnya.
Beta menambahkan, saat tombol melayang dipencet, maka akan muncul sejumlah informasi yang membantu petugas kesehatan dalam mengidentifikasi pasien.
Beberapa informasi seperti tingginya risiko penyakit jantung, kontak keluarga yang bisa dihubungi serta tombol emergency bisa terlihat.
Bahkan bila pasien dalam keadaan sadar atau tidak sadar, maka aplikasi itu membantu mencari bantuan orang lain untuk menelepon 119 atau layanan ambulans.
Aplikasi ini juga dilengkapi cara melakukan pijat jantung sebagai panduan untuk penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan.
"Pertolongan bagi pasien serangan jantung maksimal hanya sepuluh menit, lebih dari itu meninggal. Karenanya dengan adanya pertolongan dalam waktu cepat maka bisa mengurangi resiko kematian," paparnya.
Aplikasi tersebut, ke depannya akan disempurnakan. Sebab saat ini baru bisa diunduh di Android 10 kebawah.
"Kami beberapa waktu kedepan akan memperbarui aplikasi ini agar dapat diunduh hingga android 11 keatas," imbuh dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
-
BREAKING NEWS! Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk TC di Jakarta
-
Bank Dunia Buka Suara Usai Ungkap 194 Juta Rakyat RI Masuk Kategori Miskin!
Terkini
-
Nasib Pedagang Eks TKP ABA Terkatung-katung, Izin di Menara Kopi Tak Turun, Fasilitas Minim
-
Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar
-
85 Persen Ludes Terbakar, PT MTG Targetkan Mulai Operasi Lagi Tahun 2026
-
Bank Mandiri Perkuat Komitmen Sosial dan Lingkungan Bagi Masyarakat Yogyakarta: Road to MJM 2025
-
Pabriknya Kebakaran, Ribuan Pekerja MTG Terima Pesangon Rp3,9 M: Cukupkah untuk Bertahan?