SuaraJogja.id - Kaisar Jepang Naruhito melakukan kunjungan ke Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Teknik Sabo, di Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, DIY pada Rabu (21/6/2023).
Dalam kunjungannya, penguasa negeri sakura tersebut mengungkapkan ingin kembali melakukan kerja sama yang sempat terhenti antara Indonesia dan Jepang. Terkhusus terkait dengan sabo dam ini. Sebenarnya apa sebenarnya sabo dam itu sendiri?
"Sabo itu di bahasa Jepang adalah pasir. Jadi, sabo dam itu bukan dam biasa yang menampung air, tetapi menampung pasir. Airnya lewat tetapi pasirnya ditahan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, usai kunjungan tersebut, Rabu (21/6/2023).
Material pasir yang meluncur dari gunung berapi dan tersimpan di sabo dam itu yang kemudian ditambang. Sehingga memang ada peraturan terkait pemanfaatan material untuk penambangan tersebut.
Baca Juga: Catat, Ini Wisata Keraton yang Tetap Buka saat Kaisar Jepang ke Yogyakarta
"Ini yang selalu dipakai, ditambang. Tidak dilarang tetapi harus diatur. Sehingga, pada saat tidak ada letusan, dia ditambang. Makanya ada integrated sediment management. Jadi harus diatur," tuturnya.
Disampaikan Basuki, pada intinya sabo itu digunakan untuk menampung material lahar yang keluar dari puncak gunung saat terjadi erupsi. Baik itu lahar panas maupun lahar dingin yang sudah sampai ke bawah.
"Sabo dam sendiri adalah dam yang untuk menampung pasir kalau ada, baik itu lahar panas maupun lahar dingin. Terutama lahar dingin," terangnya.
"Makanya pasirnya itu kan bolong-bolong kalau sabo. Itu air ngalir, pasirnya ditahan level-level sesuai dengan ukuran gravel (kerikil) dan (material batu) boulder. Intinya dia menahan sedimen. Itu sabo dam," imbuhnya.
Dalam kunjungan kali ini, Basuki menuturkan bahwa Kaisar Jepang Naruhito ingin meneruskan kerja sama untuk penggunaan sabo dam ini. Mengingat proyek kerja sama terakhir antara dua negara dilakukan pada 2021 silam.
Baca Juga: Profil Naruhito: Kaisar Jepang yang Diundang Jokowi Main ke Keraton Jogja
Mengingat Indonesia dan Jepang juga memiliki berbagai kesamaan. Salah satunya adalah keberadaan gunung berapi yang tidak sedikit.
Berita Terkait
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya jadi Komisaris Bank BJB
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
Terkini
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan
-
Dari Tenun Tradisional ke Omzet Ratusan Juta: Berikut Kisah Inspiratif Perempuan Tapanuli Utara
-
ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan