SuaraJogja.id - Tiga kompleks perumahan yang berada di Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman disegel jajaran Satpol PP DIY. Sejumlah rumah di dalam kompleks tersebut pun diketahui bahkan sudah berpenghuni. Lantas bagaimana nasib mereka?
Kepala Seksi Penegakan dan Penyidikan Satpol PP DIY, Muhammad Tri Qumarul Hadi mengaku tidak bisa menjelaskan lebih lanjut terkait dengan hal tersebut. Pasalnya hal tersebut sudah berada di luar ranah Satpol PP DIY.
"Kalau untuk penghuninya kami tidak bisa menjawab karena itu nanti diranah kebijakan. Jadi pelaksanaannya adalah kami diperintah untuk melakukan penutupan," kata Qumarul dari keterangannya, Sabtu (24/6/2023).
"Kemudian hasil dari kegiatan hari ini akan laporkan ke Pak Gubernur melalui asisten 1 untuk petunjuk berikutnya," imbuhnya.
Pihaknya menegaskan bahwa penutupan ini dilakukan akibat kompleks perumahan itu berdiri di atas tanah kas desa (TKD). Padahal berdasarkan aturan Pergub 34 tahun 2017 itu dijelaskan TKD tidak diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai hunian.
"Kami melakukan penutupan untuk semua aktivitas ini karena sampai saat ini belum memiliki izin dari baik dari kasultanan maupun Gubernur," ucapnya.
Ditanya mengenai nasib bangunan-bangunan itu, kata Qumarul berada diranah pengambil kebijakan. Satpol-PP DIY hanya sebagai pengawasan dan penindakan sesuai aturan yang ada.
Dikehaui kompleks hunian yang dilakukan penutupan itu dikelola oleh PT Nesa Berkah Jaya. Tindakan ini dilaksanakan usai sejumlah pemanggilan yang dilakukan sejak 2020 lalu.
Ada tiga titik yang dikelola oleh PT Nesa Berkah Jaya. Kompleks perumahan pertama memiliki luas 1.500 meter persegi, yang kedua 2.200 meter persegi dan yang ketiga seluas 3.600 meter persegi.
Baca Juga: Kejati DIY Tangkap Mafia Tanah Desa Caturtunggal Sleman, Kerugian Capai Rp2,4 Miliar
Berdasarkan inventarisir yang dilakukan Satpol-PP DIY di kompleks perumahan Nesa 1 sudah ada 12 unit rumah dengan 10 sudah dihuni. Kemudian di kompleks Nesa 2 ada 18 unit rumah dan 16 sudah dihuni, lalu Nesa 3 ada 8 rumah serta dua ruko tapi semuanya belum berpenghuni.
Sementara itu salah satu penghuni perumahan Nesa 2, Endar (65) mengaku tidak mengetahui secara pasti jika rumah yang ia tempati selama dua tahun terakhir berdiri di atas TKD. Pasalnya selama ia menetap di sana tak ada masalah yang muncul.
"Sudah dua tahunan di sini tidak ada masalah. Pertanyaan saya cuma ya kok baru sekarang [ditutup]," ucap Endar.
Saat ini, Endar masih akan bertahan di rumah yang dibelikan oleh anaknya tersebut. Sembari menunggu kelanjutnya dari pihak yang berwenang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Yogyakarta Klaim Sukses Program MBG, Hasto Wardoyo: Tak Ada Kasus Keracunan
-
Wali Kota Jogja Ungkap Alasan Program Makan Bergizi Gratis Belum Maksimal, Ini Alasannya
-
Kisah Daffa Lahap 4 Lele di Menu MBG, Titip Pesan ke Prabowo: Mau Mie Ayam!
-
MBG Didera Isu Keracunan, Titiek Soeharto Minta 'Hukum' Dapur Nakal, Bukan Setop Program
-
Dapat Duit Gratis dari DANA? Ini 3 Link Aktif DANA Kaget untuk Anda Klaim