Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 26 Juni 2023 | 18:55 WIB
Seorang petugas keamanan melakukan pengamanan saat ratusan Jamaah Aolia menggealr Salat Idul Adha di Dusun Dimoro Panggang III Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Senin (26/6/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Jamaah Aolia di Gunungkidul telah merayakan Hari Raya Idul Adha, Senin (26/6/2023). Mereka menggelar salat Idul Adha di berbagai masjid yang meyakini aliran tersebut. Paling banyak pengikut jamaah ini ada di Kapanewon Panggang.

Senin pagi, di Dusun Dimoro Panggang III Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, mereka menyelenggarakan Salat Idul Adha di kediaman Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu, pimpinan dari jamaah Aolia. Salat Idul Adha ini juga dipimpin langsung oleh Mbah Benu.

Ketika dikonfirmasi, Mbah Benu menjawab singkat jika Salat Idul Adha tersebut dilaksanakan hari ini.

"Iya, [Idul Adha] hari ini," ujar dia, Senin.

Baca Juga: 3 Jam dari Kota Semarang, Pantai Satu Ini Bisa Jadi Jujugan Saat Liburan Idul Adha di Jawa Tengah

Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan Salat Idul Adha lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah. Dia menyebut hal tersebut karena keyakinan yang selama ini mereka anut. Karena Indonesia ini bebas di mana jika ingin hari raya ataupun tidak tetap dipersilahkan.

"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silahkan, tidak hari raya ya Monggo. Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain. Ndak boleh itu," terangnya.

Dia mengaku mendapat perintah langsung dari Tuhan. Dia menandaskan tidak perlu rukiyatul hilal karena tidak ada urusannya dengan siapapun. Tidak melihat bulan karena tidak ada urusannya dengan bulan, karena itu urusan dirinya dengan Tuhan.

Dan berdasarkan perhitungan kalender mereka, maka perayaan Hari Raya Idul Adha jatuh lebih cepat dibanding dengan kalender pemerintah. Di mana berdasarkan perhitungan mereka maka hari Raya Idul Adha jatuh tanggal 26 Juni ini.

Putra Ketiga Pengasuh Jamaah Aolia, Musa Assiqbillah mengatakan Mbah Benu disebut sebagai Mursyid atau guru. Yaitu guru yang mengajarkan suatu ajaran, para pengikutnya pun meyakini kebenaran ajaran tersebut.

Baca Juga: Ratusan Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lakukan Salat Idul Fitri Kamis Pagi, Mbah Benu: Jangan Saling Menyalahkan

"Beliau itu Mursyid, tentu tidak diragukan lagi," ujar dia

Musa menambahkan, jamaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Tengah dan DIY, di mana mereka melaksanakan Salat Idul Adha semua. Dia tidak bisa menghitungnya secara pasti karena jumlahnya sangat panjang.

"Di [Kecamatan] Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia.

Menurutnya, jamaah Masjid Aolia bukan sebagai organisasi. Jamaah Masjid Aolia menganut aliran Ahli Sunah Wal Jamaah. Jamaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama yaitu sekira tahun 1983 saat itu dirinya belum lahir.

Mursyid Kyai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara Laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh, karena Mbah Benu juga dibimbing oleh Mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten.

"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo," tambahnya

Mengulik sedikit bagaimana ajaran Islam yang mereka anut, menurutnya ilmu dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.

Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain. Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.

Salah satu jamaah Aolia, Rino Caroko mengungkapkan, mereka melaksanakan Idul Adha berdasarkan dawuh atau perintah dari Mursyid Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh. Mereka pun sangat meyakini keilmuan dari Mursyid Raden Ibnu Hajar Sholeh.

"Tadi salat Ied saya ikut salat Ied di rumah Mbah Benu. Saya ikut wong nderek kyai," tambahnya.

Dan siangnya mulai menyembelih hewan kurban, di mana saat ini tengah menyembelih kambing. Rino sendiri mengaku usai menunaikan Salat Idul Adha langsung turun ke Bantul untuk mengambil sapi yang akan mereka sembelih.

Para jamaah ini ikut Salat Idul Adha mengikuti penetapan Idul Adha 4 hari lebih dulu dibanding dengan penetapan pemerintah, dan 3 hari lebih dulu ketimbang dari penetapan Muhammadiyah.

Kapolsek Panggang AKP Anang Prastawa menambahkan dari pantauan yang mereka lakukan, di kapanewon Pangang ada 6 titik yang telah menyelenggarakan Salat Idul Adha hari Senin (26/6/2026) ini. Di antaranya di Masjid Aolia Panggang III Giriharjo Panggang dengan jamaah lebih kurang 150 orang.

Ia pun merinci jumlah jamaah yang menggelar Salat Idul Adha hari ini di antaranya, Masjid Aolia Temuireng I Girisuko Panggang dengan jamaah sekitar 300 orang, Masjid Al-Maunah Banyumeneng I Giriharjo Panggang dengan jamaah lebih kurang 150 orang.

Selanjutnya Masjid Al-Barokah Banyumeneng II Giriharjo Panggang dengan jamaah kisaran 100 orang. Selain itu juga ada di Masjid Al-Quba Warak Girisekar Panggang dengan jumlah jamaah lebih kurang 100 orang.

"Terakhir adalah Masjid Aolia Jeruken Girisekar Panggang dengan jumlah jamaah lebih kurang 100 orang," ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Load More