Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 11 Juli 2023 | 16:44 WIB
Antraks.(Suara.com)

SuaraJogja.id - Meski ada warganya yang meninggal dan puluhan lainnya terpapar antraks, pemerintah Gunungkidul menandaskan belum akan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit antraks di wilayahnya. 

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan kasus antraks di Gunungkidul sudah tertangani dengan baik. Di lapangan kini kondisinya sudah kondusif sehingga dia menganggap tidak perlu memberlakukan status KLB.

Dia menandaskan pihaknya akan terus melakukan  pemantauan. Dan memang sementara belum akan memberlakukan status Kejadian Luar Biasa. Meski begitu ia tetap menghimbau kepada warga untuk merubah perilakunya yang sering mem-brandu atau porak atau menyembelih kemudian membagi-bagikan daging dihentikan.

"jadi kan juga karena perilaku dari warganya sendiri warga masyarakat kami juga komunikasi Informasi yang disampaikan kepada masyarakat itu terus menerus,"ujar dia Selasa (12/7/2023) usai memimpin rapat koordinasi terkait kasus Antraks di wilayahnya.

Baca Juga: Kasus Antraks di Gunungkidul, Sapi Sudah Dikubur, Disembelih, lalu Dimakan

Dan jika nanti ditetapkan sebagai Kejadian luar biasa maka berdampak kepada ekonomi dan sebagainya. Oleh karenanya, untuk sementara ini pihaknya tidak akan mereka putuskan kejadian luar biasa terlebih dahulu.

"Tapi kita akan melihat di lapangan nanti Seperti apa sambi apa namanya ya sambil melihat kondisi atau situasi kita,'tambahnya.

Dia menandaskan agar masyarakat tidak kembali melakukan tindakan mem-brandu hewan ternak mereka yang mati. Sebenarnya masyarakat juga mengetahui resiko daging dari hewan ternak yang sakit atau sudah mati 

"Lha kalau makan yang seperti itu resikonya seperti kemarin. akan menjadi berita nasional lagi,"tambahnya.

Sementara, Direktur Utama RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati mengakui jika masih ada seorang warga dari Dusun Jati Kalurahan Candirejo Kapanewon Semanu yang dirawat di RSUD Wonosari karena terpapar antraks. pasien tersebut saat ini dirawat di ruang isolasi mawar RSUD Wonosari.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Brandu yang Disebut Penyebab Antraks di Gunungkidul dan Memakan Korban

"Sebenarnya kondisinya tidak kritis namun pasien ini terpaksa ditempatkan di ruang isolasi khusus agar tidak bercampur dengan pasien yang lain,"kata dia.

Heru menambahkan, tidak ada penanganan khusus terhadap pasiwn tersebut kecuali dengan pemberian antibiotik. Dan setelah sepekan lebih dirawat di RSUD Wonosari, pasien tersebut kini kondisinya sudah stabil dan terus membaik. 

Namun dia mengakui pasien tersebut masih mengalami luka kulit melepuh seperti terbakar di satu titik yaitu di lengannya. Di samping itu masih ada gejala gangguan pencernaan karena pasien merasakan mual-mual.

"Itu hanya satu titik luka di kulit kayak terbakar,"tambahnya.

Heru mengatakan pasien tersebut memang sempat mengalami kesulitan untuk membuka mulutnya akibat mual yang dialami terlalu sering. Namun kondisi saat ini pasien tersebut sudah berangsur membaik tinggal menunggu luka tersebut mengering dan sembuh.

Sampai saat ini, lanjut dia, hanya ada satu pasien antraks yang dirawat di RSUD Wonosari bahkan sejak awal kasus antrak mengemuka. Karena tiga orang pasien yang sebelumnya meninggal dirawat di rumah sakit swasta.

"Pasien tersebut masuk ke rumah sakit RSUD Wonosari sejak tanggal 4 Juli 2023 yang lalu,'terangnya 

Dia mengungkapkan pasien tersebut berusia sekitar 60 tahun berjenis kelamin laki-laki. Dia masuk ke RSUD Wonosari dari rujukan dokter praktek di wilayah kapanewan semanu. Dan memang pasien ini menjadi salah satu warga yang dinyatakan positif antrax.

"Dia memang awalnya makan daging yang positif antrak,"ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Load More