SuaraJogja.id - Ketua Baznas RI, Noor Achmad meminta para politisi yang akan mengikuti kontestasi politik pada Pemilu 2024 tidak mempolitisasi bencana. Hal ini berkaca dari pengalaman bencana-bencana yang seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
"Jangan sampai [politisi] mempolitisasi bencana, apalagi mempolitisasi bantuan-bantuan [yang diberikan pada korban] itu," ujar Noor Achmad disela peresmian Beasiswa Cendekia Baznas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (21/07/2023).
Menurut Noor Achmad, bantuan bencana utamanya diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima. Bantuan diberikan kepada pihak yang memang membutuhkan tanpa ada embel-embel politis atau kepentingan tertentu.
Baznas sendiri sudah menetapkan orang-orang yang berhak dibantu. Tidak boleh ada daerah tertentu yang diberikan bantuan bencana dengan dalih didukung partai politik (parpol) tertentu.
Baca Juga: Baznas Kelola Penyaluran Dam Haji dan Meraih Penghargaan dari Daker Mekah
"Jadi sekali lagi kami tegaskan, kami menggunakan prinsip tiga aman, aman syari, aman regulasi dan aman nkri. Bantuan yang ada motivasi politik berarti tidak aman syari, dan tidak diperbolehkan. Bisa kena pasal, kalau ada bantuan untuk diberikan pada orang-orang tertentu, pasal 37 uu 22 tahun 2011 [tentang anggaran pendapatan dan belanja negara] bisa kena pidana itu," ungkapnya.
Selain politik, lanjut Noor Achmad meminta bantuan bencana juga tidak boleh memandang agama. Sebab bantuan diberikan kepada masyarakat tanpa memandang latar belakang agama.
Baznas menurut Noor ingin membantu masyarakat miskin di Indonesia secara lebih utuh. Misalnya dalam kebencanaan, Baznas tak ingin hanya menyentuh trauma healing saja namun hingga nantinya bangkit.
Kebencanaan tak melihat muslim atau tidak, semua harus dibantu oleh Baznas. Dalam konteks sosial, interfaith kita terapkan dalam konteks pengembangan masyarakat. Ini penting bagi kami karena ilmu tentang ini kita masih kurang sekali," tandasnya.
Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga, Al Makin, mengungkapkan masyarakat Indonesia dinilai lebih cerdas saat ini. Isu agama dan politik tidak banyak lagi mempengaruhi masyarakat saat terjadi bencana.
Baca Juga: Rayakan Idul Adha, Mitratel Gandeng Baznas Salurkan 3.467 Paket Daging Kurban
"Ada beberapa kriteria calon pemimpin kedepan, dan ternyata rakyat kita jauh lebih dewasa. Yang pertama kejujuran yang dipilih oleh rakyat. Simbol-simbol agama turun terus juga saat bencana. Ndak begitulah, saya kira [bencana dan agama] tidak jadi alat politik, bencana kan amal nyata. Kalau sudah bencana kan tidak pandang agama," ungkapnya.
Di tingkat pendidikan, pemberian beasiswa kebencanaan sangat relevan diberikan. Sebab Indonesia berada di kawasan ring of fire dengan banyaknya bencana alam.
"Ini relevan bagaimana Indonesia ring of fire dengan banyaknya bencana alam. Secara sosial juga masyarakat kita sangat banyak. Beasiswa dan semangat Baznas ini kami terima dengan senang hati. Semua jurusan bisa dipelajari penerima beasiswa. Ini sangat relevan dan inovasi luar biasa dari pihak yang punya dana untuk bekerjasama dengan kampus," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya