SuaraJogja.id - Ditengah viralnya beberapa kasus mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diusir akibat tindakan tidak terpuji saat berada di lapangan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM di Kabupaten Banyuwangi memberikan contoh yang baik. Alih-alih mengeluhkan kesulitan mereka yang kemudian diunggah di sosial media (sosmed), puluhan mahasiswa yang berada di Tanah Merah justru memberikan manfaatkan bagi masyarakat sekitar, khususnya petani buah naga.
Bilamana tidak, mereka membantu para petani buah naga di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi yang seringkali merasakan kerugian besar. Terlebih saat mereka tengah panen besar buah dengan nama latin tanaman tropis Hylocereus polyrhizus tersebut.
Menjadi menjadi komoditi yang besar di Desa Pesanggaran dan Desa Sumbermulyo, para petani di dua desa itu harus gigit jari justru saat panen besar tiba. Harga buah naga di daerah tersebut turun drastis dan membuat para petani rugi besar.
Saat puncak panen, harga buah naga yang banyak dijumpai di Indonesia itu tak lebih dari Rp 4 ribu per kg. Padahal saat bukan musim panen, komoditas buah naga bisa dijual lebih dari Rp 20 ribu per kg.
Bahkan agar tidak semakin merugi, para petani membuang buah naga yang memiliki kandungan vitamin tinggi ini. Mereka juga memanfaatkan buah itu untuk pakan ternak. Padahal satu kali panen, petani bisa menghasilkan lebih dari 10 hingga 15 ton per hektarnya.
Kondisi memprihatinkan ini akhirnya membuat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM di Kabupaten Banyuwangi pun mencoba mencari cara agar petani tak semakin merugi saat panen raya.
Melalui inovasi yang dilakukan, mahasiswa melakukan diversifikasi olahan pangan dari buah naga di Pulau Merah ini. Mereka mengolah buah naga menjadi produk agroindustri.
"Kami membuat sejumlah produk olahan dari buah naga yang banyak dihasilkan petani di pesanggaran ini, jadi petani tidak hanya menjual buahnya tapi olahan lain yang juga punya nilai jual tinggi meskipun saat harganya [buahnya] turun drastis," ujar Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit (Kormanit) KKN Pesanggaran, Banyuwangi, Dinda Lutfia Nabilla di Pesanggaran, Banyuwangi, Jatim, Jumat (28/07/2023).
Sejumlah olahan buah naga dibuat mahasiswa sejak satu bulan terakhir. Diantaranya bakpia kukus berbahan dasar buah naga yang dinamai Nagapia Bites.
Baca Juga: Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini
Satu butir buah naga bisa dijadikan sekitar 20 isian bakpia melalui proses pembuatan selai. Penganan asal Yogyakarta itu bisa dijual dengan harga lebih dari Rp 15.000 berisi 10 butir bakpia buah naga.
"Kami sengaja memilih bakpia karena ugm berasal dari jogja yang terkenal dengan oleh-oleh bakpianya. Kami mengembangkan varian baru bakpia yang bisa jadi oleh-oleh khas dari banyuwangi. Ide kami disambut baik para petani yang kemudian mengikuti pelatihan pembuatan bakpia buah naga," jelasnya.
Tak main-main, mahasiswa dari Teknik Industri dilibatkan untuk membuat kemasan produk bakpia agar lebih tahan lama dan awet. Produk tersebut kemudian dijual ibu-ibu pelaku UMKM di Pesanggaran pada wisatawan yang datang ke sentra UMKM mereka.
Mahasiswa KKN juga melaksanakan program pembuatan desain branding produk untuk produk olahan bakpia. Beberapa produk olahan pasca panen ini akan dikemas dan di-branding sebagai paket oleh-oleh khas wisata Desa Pesanggaran.
"Kami bekerjasama dengan umkm center yang ada di desa pesanggaran," jelasnya.
Tak hanya bakpia, limbah kulit buah naga pun mereka olah menjadi sabun mandi organik. Sedangkan buah naga yang busuk mereka oleh menjadi Pupuk Organik Cair (POC) pengganti pupuk kimia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag