SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman meminta sekolah-sekolah untuk mendata ulang penjual makanan dan minuman yang ada di kantin. Hal itu guna menjaga kualitas jajanan yang dikonsumsi para siswanya.
"Kami sudah sejak lama, sejak lama kami imbau pedagang di sekolah itu di data semuanya. Sehingga secara berkala kan bisa dicek jajanannya itu," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, saat dihubungi, Kamis (10/8/2023).
Nantinya diungkapkan Ery, sekolah bisa bekerja sama dengan puskesmas dan dinas kesehatan (dinkes) untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Khususnya terkait layak atau tidaknya jajanan itu dikonsumsi.
Hal ini sekaligus sebagai antisipasi terjadinya keracunan dari jajanan tersebut kepada para siswa di sekolah. Seperti yang terjadi di salah satu sekolah dasar (SD) swasta di Sleman belum lama ini.
Tercatat ada delapan siswa di salah satu SD swasta di Kabupaten Sleman yang diduga keracunan jajan. Beberapa di antaranya bahkan sempat harus menjalani perawatan di puskesmas.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (9/8/2023) siang kemarin. Beruntung tidak berselang lama, para siswa sudah bisa kembali sehat dan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.
Walaupun tidak sampai terlampau berdampak parah kepada para siswa tersebut. Namun perhatian terhadap jajanan di sekolah harus tetap diperhatikan agar tak terjadi lagi peristiwa serupa.
"Jadi memang di sekolah-sekolah itu kami harapkan tidak ada pedagang-pedagang yang tidak didata oleh sekolah," ucapnya.
"Pedagang dadakan itu kalau memang dagang di situ ya memang harus sudah koordinasi dengan sekolah didata betul. Paling tidak dimintai KTP dan seterusnya, ini sudah lama kita instruksikan," sambungnya.
Baca Juga: 4 Tips Mengatasi Keracunan Makanan, Jangan Asal, Bisa Tambah Fatal!
Pendataan itu juga berlaku bagi pihak-pihak yang menitipkan dagangannya di kantin sekolah. Agar kualitas jajanan itu tetap terjaga dan baik untuk dikonsumsi.
Berita Terkait
-
Batal Gelar Program Sarapan Bergizi Gratis, Pramono Bakal Renovasi Kantin Sekolah Biar Bisa Jadi SPPG
-
Ketimbang Dapur Umum, CELIOS Minta Pemerintah Libatkan Ibu Kantin untuk Distribusi MBG
-
Makanan Sehat di Sekolah: Bagaimana Jajanan Kantin Memengaruhi Kesehatan?
-
Dari Makanan Mentah Hingga Kasus Dugaan Keracunan MBG Bermunculan: Bukti Buruknya Tata Kelola dan Pengawasan!
-
Cek Fakta: Viral Siswa SD di Papua Meninggal Dunia, Usai Santap Makan Bergizi Gratis
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman
-
Ekonom UGM Soroti Isu Sri Mulyani Mundur, IHSG Bakal Memerah dan Sentimen Pasar Negatif