Rondiyatni tak mengetahui secara pasti mengapa RM Suryopranoto memilih untuk dimakamkan terpisah tidak bersama dengan tokoh pahlawan nasional lain. Namun satu hal yang pasti adalah RM Suryopranoto itu memang terkenal tak mau menonjolkan sisi bangsawannya.
“Pokoknya dia itu disebut Raden Mas itu gak mau, maunya Ki Suryopranoto, dia tidak mau memperlihatkan kebangsawanannya. Sehingga membeli tanah sendiri ini,” ucapnya.
“Kalau dari ceritanya simbah, itu (Suryopranoto) ramah, kalau sama orang miskin suka menolong, kan dulu simbah yang pernah ketemu,” sambungnya.
Sosok pahlawan nasional yang tak begitu terdengar serta makamnya yang terpisah membuat tidak banyak orang yang terlalu memperhatikan RM Suryopranoto. Hanya cucu-cucu yang masih tersisa yang kerap mampir untuk berziarah ke makam. Ditambah kemudian beberapa komunitas, serta kunjungan anak-anak sekolah hingga mahasiswa.
Kendati demikian, kata Rondiyatni, perawatan makam ini tetap dilakukan secara baik. Termasuk dengan mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Setidaknya kompleks makam keluarga RM Suryopranoto itu sudah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali.
Pemugaran terakhir terjadi pada tahun 2008 usai bangunan makam tersebut ambruk sebagian dampak dari gempa 2006 silam. Perbaikan dan perawatan sehari-hari itu dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah.
“Saya tiap hari menyapu, ngepel tiga hari sekali. Terus nanti kalau ada genteng yang bocor, atau cat yang udah pudar itu saya laporan ke dinas. Lalu dinas mengirim tukang untuk memperbaiki. Berbagai perlangkapan kebersihan juga dari dinas pusat, Jakarta,” paparnya.
Sejarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio RI Aji Sampurno, menambahkan bahwa sosok RM Suryopranoto memang terkenal dengan kegigihannya memperjuangkan hak-hak pribumi dan para buruh kala itu. Bahkan ia dikenal sebagai sesok yang tak pernah mau menunjukkan sisi kebangsawanannya.
Hal itu juga yang disinyalir membuat RM Suryopranoto memilih membeli tanah pemakaman sendiri. Tidak dimakamkan bersama dengan pahlawan-pahlawan lainnya.
Baca Juga: Menyusuri Rumah Sukarni di Jogja: Tempat Diskusi Adam Malik dan Tan Malaka hingga Diserang Bom
"Memang karena sejak awal dia tidak mau disebut sebagai bangsawan. Ssehingga dia memilih dimakamkan di tempat umum," kata pria yang akrab disapa Rio itu.
Julukan raja mogok itu juga diterima Suryopranoto atas berbagai aksinya mengakomodir aksi mogok kerja para buruh pada masa pemerintahan kolonial. Sehingga meskipun berasal dari kaum bangsawan, Suryopranoto tak pernah berjarak dengan rakyat kecil serta buruh.
"Iya pro kepada rakyat kebanyakan. Itu terlihat ketika dia menjadi pegawai pertanian di Bogor itu sudah mulai ketimpangan. Sehingga dia tidak sepakat untuk ada perbedaan itu. Lebih kepada (ketimpangan) antara pribumi dan kolonial," tuturnya.
Suryopranoto merupakan seorang tokoh pergerakan kebangsaan Indonesia yang tak ragu untuk mengorbankan derajat dan martabatnya sebagai seorang bangsawan. Ia aktif dalam perjuangan dalam memperbaiki nasib buruh dan membebaskan penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda.
Hingga akhir hayatnya diketahui RM. Suryopranoto terus aktif dalam dunia pendidikan dan kepenulisan. Dia meninggal dunia pada 15 Oktober 1954 dalam usia 88 tahun di Cimahi, Bandung, Jawa Barat.
Untuk menghargai jasa-jasanya RM Suryopranoto diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Republik Indonesia. Keputusan itu tertuang dalam Keputusan Presiden RI tanggal 30 November 1959, Nomor: 310 Tahun 1959. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1960, Presiden Soekarno menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Tingkat II kepada Almarhum R.M. Suryopranoto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus