- Dinas Pariwisata Sleman menurunkan target kunjungan wisatawan Nataru 2025-2026 menjadi 250-300 ribu orang.
- Penurunan target dipengaruhi faktor ekonomi, prediksi cuaca ekstrem, dan aksesibilitas tol yang belum optimal.
- Mayoritas wisatawan Nataru diprediksi masih berasal dari domestik Pulau Jawa, dengan lama tinggal 1-2 hari.
SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Sleman menurunkan proyeksi kunjungan wisata pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) yang berlangsung 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Penyesuaian dilakukan akibat sejumlah faktor mulai dari ekonomi masyarakat, cuaca, dan aksesibilitas.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Edy Winarya, mengatakan target kunjungan tahun ini ditetapkan lebih konservatif dibanding tahun sebelumnya. Ia menyebut tren kunjungan Nataru diperkirakan menurun cukup signifikan.
"Kondisi [target kunjungan] ini menurun dibanding 2024, wisatawan nataru tahun lalu 500-600 ribu. Saya kira kondisi kita sedang tidak kondusif, terkait beberapa hal," kata Edy kepada awak media, Kamis (11/12/2025).
Disampaikan Edy, pada periode Nataru kali ini Dispar Sleman hanya mematok target pergerakan wisatawan pada kisaran 250-300 ribu saja. Jumlah itu diproyeksikan masih dominasi wisatawan domestik dari Pulau Jawa hingga 95 persen.
"Target pergerakan wisatawan berada di antara 250-300," ucapnya.
Sementata itu durasi tinggal atau length of stay wisatawan diperkirakan tetap 1-2 hari seperti tahun-tahun sebelumnya. Didukung oleh tingkat keterisian hotel ditargetkan 45-65 persen, mencakup hotel berbintang dan nonbintang.
Kemudian untuk belanja wisatawan diprediksi berada pada rentang Rp750.000-Rp1.000.000, dengan potensi perputaran uang Rp187,5 miliar sampai Rp600 miliar selama periode libur.
Edy bilang penyesuaian target tersebut didasari beberapa asumsi. Terutama kondisi ekonomi masyarakat yang disebut belum pulih.
Potensi cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi yang diprediksi melanda sepanjang Desember 2025 hingga Januari 2026 bakal menjadi pertimbangan.
Baca Juga: 10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
"Ada potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan dan Papua Selatan pada periode Desember 2025 sampai dengan Januari 2026," ungkapnya.
Selain itu, akses tol yang baru dibuka hingga Gerbang Tol Prambanan diperhitungkan menjadi pertimbangan. Sebab dinilai belum optimal mendukung kelancaran mobilitas wisatawan.
Belum lagi, kata Edy, berbicara soal jarak waktu yang dekat antara libur Nataru dan Lebaran 2026 mendatang. Hal itu diperkirakan membuat sebagian masyarakat menunda perjalanan.
Meski begitu, Dispar Sleman tetap menyiapkan pemantauan dan penguatan layanan di objek wisata untuk menjaga perputaran ekonomi pariwisata selama liburan akhir tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Mahasiswa UNY Didakwa Bakar Tenda Polisi saat Demo di Mapolda DIY Agustus 2025 Lalu
-
Duh! 17 Ribu Lebih Titik Kebutuhan Penerangan Jalan di Sleman, Baru Setengahnya yang Standar
-
Peduli Satwa Dilindungi, Bocah Sleman Serahkan Trenggiling Temuan ke BKSDA Yogyakarta
-
Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Yogya Soroti Kerentanan Kawasan Wisata
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi