Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 30 Agustus 2023 | 16:25 WIB
Sejumlah Forkompinda Gunungkidul mengecek kesiapan dropping air bersih. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

"Setidaknya ada 11 kecamatan yang memiliki anggaran belanja air," ungkapnya.

Menurut Purwono, BPBD Gunungkidul sendiri sudah menyalurkan sebanyak 110 Tanki. Sementara yang dikirim melalui Kapanewon sudah ada 1.196 tangki. Dan kemudian dari donatur pihak swasta ada 32 tangki. Sehingga total sudah ada 1.338 tangki air yang tersalurkan.

Purwono menambahkan hingga akhir Agustus 2023 ini sudah ada 7.402 kepala keluarga yang mendapatkan bantuan air bersih melalui droping air. Mereka berada di 11 Kapanewon, 19 kelurahan, 80 Padukuhan dan 256 RT.

Untuk sementara, kemarau diprediksi terjadi hingga akhir September. Meskipun sudah banyak yang tersalurkan, namun belum menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) dari pemerintah. Dropping air selama ini masih menggunakan anggaran rutin.

Baca Juga: Kemarau Panjang Diprediksi Terjadi Hingga Tahun Depan, 25 Kapanewon di DIY Alami Kekeringan

"Kita sudah keluarkan surat darurat kekeringan. Berlaku sampai 30 September 2023. Dan nanti bisa dievaluasi sehingga kemungkinan bisa diperpanjang," tambahnya

Purwono menambahkan, tahun ini sebenarnya anggaran untuk dropping air bersih sudah meningkat 2 kali lipat ketimbang 2022. Di mana tahun 2022 yang lalu, pihaknya hanya menganggarkan untuk 400 tangki air, namun tahun ini mencapai 800 tangki.

Sebenarnya tahun 2022 yang lalu pemerintah menyiapkan anggaran dropping air untuk 700 tangki, namun karena kemarau basah maka tidak semua digunakan. Dari 700 yang disediakan ternyata hanya terpakai 400 tangki.

"Jadi masih sisa sekitar 300 tangki," ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Baca Juga: Puncak Musim Kemarau, Petani Gunungkidul Diminta Percepat Olah Lahan Persiapan Musim Tanam I

Load More