Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 08 September 2023 | 12:56 WIB
sisa lahan di Gunungkidul yang mengalami kebakaran beberapa waktu lalu

Dia mengakui kebakaran lahan dalam dua bulan terakhir meningkat tajam dibanding dengan sebelumnya. Karena ada masyarakat yang membakar sampah guna membersihkan lahan yang akan mereka tanami di musim hujan.

"Kami mencatat ada 11 kali kebakaran lahan. Tidak sampai merusak, karena warga sigap memadamkan api sebelum merembet ke pemukiman,"terangnya.

Selain di Nglipar dan Ponjong, BPBD juga mencatat kebakaran lahan di Hutan Sodong Kapanewon Paliyan dan dua hutan di Kapanewon Semin serta di Ngawen. Untuk luasan lahan yang terbakar paling banyak di Ngawen karena kebakarannya berlangsung 36 jam.

Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Handoko mengakui jika dalam dua bulan terakhir angka kebakaran di Gunungkidul mengalami lonjakan. Lonjakan tersebut terutama dipicu karena kebakaran lahan.

Baca Juga: Inspiratif Banget!, Jualan Sayur dan Jamur, Siswa SMK Asal Pelosok Gunungkidul Ini Raup Rp100 Juta Per Bulan

"Ada kebiasaan masyarakat Gunungkidul yang membersihkan lahan dengan membakar semak belukar. Karena dianggap lebih cepat dan efisien,"terang dia.

Dia menyebut selama tahun 2023 ini telah terjadi 36 kali kebakaran yang menimpa rumah ataupun kandang. Sementara untuk lahan, pihaknya mencatat terjadi sebanyak 18 kali di mana 11 diantaranya terjadi dalam dua bulan terakhir.

"Akibat peristiwa kebakaran ini, kami mencatat kerugian sebesar Rp 2,4 miliar,"kata dia.

Kerugian terbilang cukup besar karena paling banyak disumbang oleh kebakaran kandang. Di mana kandang ayam bersama isinya beberapa kali ludes terbakar. 

Kontributor : Julianto

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Gandeng PLN Kelola Sultan Ground di Gunungkidul Produksi Energi Terbarukan

Load More