Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 18 September 2023 | 11:11 WIB
Mantan pelatih PSS Sleman sekaligus eks gelandang Timnas Indonesia, Seto Nurdiyantoro akhirnya meluncurkan sebuah buku perdana yang dikupas dalam acara Mabuk atau Malam Buku di Warung Sastra, Karangwaru, Yogyakarta, Jumat (15/9/2023) malam. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

SuaraJogja.id - Mantan pelatih PSS Sleman sekaligus eks gelandang Timnas Indonesia, Seto Nurdiyantoro akhirnya meluncurkan sebuah buku perdana.

Setebal 142 halaman, buku berjudul 'Super Seto' dengan Sub Tema 'Karena SETO tak bisa dipisahkan dari SEPAKBOLA' bak gado-gado perjalanan karir pria berusia 49 tahun tersebut.

Buku yang sudah dirilis 8 September silam kembali dikupas dalam acara Mabuk atau Malam Buku di Warung Sastra, Karangwaru, Yogyakarta, Jumat (15/9/2023) malam.

Dipandu Addin Hanifa dari Football Fandom, diskusi buku itu menghadirkan Seto Nurdiyantoro dan mantan rekannya di PSIM Yogyakarta, FX Harminanto.

Baca Juga: Marian Mihail Enggan Remehkan Klub Lain, Sebut Borneo FC Lawan Tangguh untuk PSS Sleman

"Buku ini kami tulis sekaligus menceritakan mimpi saat masih anak-anak jadi pemain sepak bola profesional," ungkap Seto.

Uniknya, buku itu juga secara tidak langsung menasbihkan sosok Seto Nurdiyantoro sebagai mastro sepak bola di Tanah Mataram.

Karirnya memang berkutat di klub-klub DI Yogyakarta maupun Kota Solo. Pria kelahiran 14 April 1974 itu memulai karir di PSK Kalasan.

Kemudian malang-melintang di PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, Pelita Solo, Persiba Bantul dan mengakhiri karir sepak bola bersama PSIM Yogyakarta.

"Yang menarik saya mengawali karir pemain profesional dan mengakhiri karir di PSIM. Lalu mengawali karir kepelatihan juga di PSIM," ujar dia.

Baca Juga: PSS Sleman Mulai Latihan Taktik dan Strategi Jelang Hadapi Borneo FC

Sementara FX  Harminanto juga memberikan sedikit cerita di buku itu dimana adanya momen ritual tengah malam pemain PSIM Yogyakarta berkumpul di Stadion Mandala Krida, jelang melawan PKT Bontang di kompetisi Divisi Utama musim 2007.

Harmin, sapaan akrabnya, menceritakan tengah malam sebelum pertandingan, kamar seluruh pemain diketuk sederet pemain senior termasuk Seto Nurdiyantoro.

"Jadi malam-malam kita diminta ke tengah lapangan Stadion Mandala Krida. Kami diajak bicara dari hati ke hati karena sebelum melawan PKT Bontang, PSIM selalu kalah dan kondisinya semakin gawat," tuturnya.

Selain hal sepak bola, buku itu juga menceritakan kisah asmara Seto Nurdiyantoro dengan Anita Kurniawati yang kini menjadi istrinya.

Seperti diketahui, Anita merupakan putri manajer PSS Sleman era 2000-an, Subardi.

"Saya memang sudah dekat dengan Nita saat masih main di Pelita Solo, sebelum gabung PSS. Mungkin karena dulu saya pemain bintang ya, jadi yang ingin dekat banyak. Termasuk saya dicomblangkan dengan Nita" kata Seto.

Seto Nurdiyantoro memastikan buku Super Seto bukan karyanya yang terakhir. Dirinya bertekad terus menulis cerita-cerita tentang sepak bola yang tertuang dalam buku edisi selanjutnya.

Load More