SuaraJogja.id - Kekeringan yang melanda kawasan Gunungkidul sudah menjadi fenomena setiap tahun. Meski Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengklaim rasio kecukupan air di wilayahnya sudah mencapai 89 persen, namun ternyata masih banyak yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Seperti di Kapanewon (Kecamatan) Gedangsari, kini masih banyak titik yang kesulitan mendapatkan air bersih. Pemerintah kecamatan sudah mulai melakukan droping air bersih, namun mereka terkadang terbentur dengan aturan.
Tugiyo, warga Dusun Kayoman RT 11 Kalurahan Serut Kapanewon (Kecamatan Gedangsari mengaku tak mampu untuk membeli air bersih. Karena di wilayahnya untuk membeli air harus merogoh kocek sebesar Rp 350 ribu pertankinya. Uang sebesar itu saat ini sulit untuk didapatkan.
"Saya Ndak mampu beli air,"terangnya.
Oleh karenanya, setiap hari dia terpaksa harus jalan kaki turun gunung mengambil air. Dia terpaksa jalan kaki sejauh 1 kilometer menuruni bukit mengambil air bersih. Setiap pagi dan sore dia harus 3 kali bolak-balik mengambil air. Sekali ambil dia membawa 2 jerigen air.
Kondisi ini sudah puluhan tahun ia jalani. Dia sebenarnya mengharapkan bantuan air bersih dari pemerintah namun jarang dia dapatkan. Sementara dari pihak swasta pasokan air bersihnya hanya terbatas dan hanya mencukupi kebutuhan 2 hari.
"Njih Ajeng pripun Malih. Kepekso mlampah,"kata dia.
Panewu atau Camat Gedangsari, Eko Krisdiyanto mengatakan 3 pekan yang lu pihaknya sudah mengumpulkan seluruh lurah di Gedangsari. Mereka diminta untuk mengumpulkan data berkaitan dengan kekeringan di wilayah masing-masing dan wilayah mana saja yang membutuhkan pasokan air bersih melalui droping.
"Dan pekan kemarin sudah kita eksekusi droping air bersihnya,"ujar dia, Senin (18/9/2023).
Dia menyebut dalam sepekan kemarin pihaknya sudah mendistribusikan 100 tanki. Pihaknya sebenarnya ingin menjangkau lebih banyak lagi wilayah yang terdistribusi namun ternyata ada kendala dengan aturan.
Berita Terkait
-
Salurkan Bantuan Sanitasi Layak dan Air Bersih, PNM Peduli Masa Depan Sehat
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital
-
Deadline Penggusuran di Depan Mata, Warga Lempuyangan Lawan PT KAI: "Bukan Asetmu, Ini Tanah Kami
-
Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan