SuaraJogja.id - Pembahasan mengenai cuaca Jogja panas menjadi perbincangan netizen di media sosial. Terdapat beberapa penjelasan ilmiah mengenai mengapa terjadi cuaca panas terik dalam beberapa hari terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa terdapat kenaikan suhu di beberapa wilayah Indonesia. Tak hanya Yogyakarta, suhu maksimum yang tercatat pada sejumlah wilayah di Indonesia mencapai antara 35 - 38.0 derajat Celcius saat siang hari.
Cuaca panas membuat banyak netizen curhat di media sosial. "Nggak perlu pemanas air juga air udah anget, avaible gratis di rumah. Jogja panas banget anj*r," kata netizen.
"Buset, Jogja 34 aja udah panas mampus (emoticon menangis)," ungkap @se**ab*ee. "Jogja panas banget, makasih sauna gratisnya," cuit netizen lain.
Baca Juga: Cuaca Panas di Indonesia Sampai Kapan? Simak Penjelasan dari BMKG
Penjelasan Mengapa Cuaca Jogja Panas
Pada akhir September lalu, BMKG sudah memprediksi bahwa sejumlah wilayah Indonesia akan mengalami fenomena panas terik dalam periode Oktober, tak terkecuali Yogyakarta.
Suhu maksimum tertinggi mencapai hampir 38 derajat Celcius yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah pada periode 22 - 29 September 2023. Pantauan dari aplikasi AccuWeather, suhu di wilayah Condong Catur, Sleman Yogyakarta, tercatat mencapai 34 hingga 35 derajat Celcius pada Jumat (06/10/2023) siang.
RealFeel mencapai 37 derajat Celcius. Netizen di wilayah Sleman, Yogya, dan Bantul kompak mengeluhkan suhu panas melalui Twitter.
Menurut BMKG, tutupan awan dan dinamika atmosfer membuat sejumlah wilayah mengalami panas terik. Saat ini, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.
Baca Juga: Dear Warga Bekasi! Cuaca Panas Diprediksi Akan Berlangsung Sampai Oktober, Faktor Ini Penyebabnya
Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.
Berita Terkait
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya jadi Komisaris Bank BJB
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
-
Terima Apa Adanya, Ni Luh Nopianti Setia Menunggu Hingga Agus Difabel Bebas
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik April 2025
Terkini
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan
-
Dari Tenun Tradisional ke Omzet Ratusan Juta: Berikut Kisah Inspiratif Perempuan Tapanuli Utara
-
ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan