SuaraJogja.id - Teror kera ekor panjang di wilayah Desa Wisata terkemuka, Nglanggeran kian menjadi. Kian hari jumlah kera ekor panjang yang turun gunung ke pemukiman ataupun ke lokasi-lokasi yang digunakan untuk spot-spot wisata. Bahkan terkadang kera ekor panjang ini masuk ke dalam bilik TPR ketika ditinggal sebentar.
Mirat, salah seorang petani asal Dusun Gunung Butak Kalurahan Nglanggeran Kapanewon Patuk Gunungkidul mengakui keberadaan kera ekor panjang saat ini kian meresahkan. Seluruh tanaman pangan yang dibudidayakan oleh petani setempat telah ludes disikat kera ekor panjang tersebut.
"Sudah habis semua tanaman,"ujar Mirat.
Semua lahan pertanian yang digarap petani sudah diserang oleh kera ekor panjang. Tanaman seperti jagung, kacang ataupun palawija lainnya sudah habis dimakan oleh kera ekor panjang. Bahkan tanaman padi yang tersisa di musim kering ini juga juga turut dimakan.
Baca Juga: Kabut Tebal Selimuti Perairan Selatan Gunungkidul Tiap Sore Hari, Ini Kata BMKG
Warga tak bisa berbuat banyak karena dilema dengan aturan di mana kera ekor panjang tidak boleh diburu. Kera ekor panjang termasuk salah satu hewan yang dilindungi sehingga tidak boleh diburu dan dibunuh tanpa ijin dari yang berwenang.
"Ya kami memang tidak bisa berbuat apa-apa. Wong kalau dibunuh kita kena masalah,"terang dia.
Warga memilih pasrah apalagi karakter kera ekor panjang yang semakin merusak ketika diperlakukan secara kasar. Kera ekor panjang ini akan mengamuk bersama kawanannya ketika warga atau petani bertindak kasar kepada mereka
Satu-satunya cara hanyalah berupaya menerima keberadaan kera ekor panjang ini dan sebisa mungkin hidup berdampingan. Seringkali para petani mencoba 'berkomunikasi' dengan kawanan kera ekor panjang ini agar tidak merusak semua tanaman para petani.
"Kami sering seolah ngomong sama kera itu agar tidak merusak semua tanaman karena kami juga butuh makan,"ujar dia.
Baca Juga: Duh, Banyak Pasangan Suami Istri di Gunungkidul yang Belum Tercatat di KUA
"Mbok Ojo dijupuk Kabeh. Sak perlune, aku Yo butuh mangan (mohon jangan diambil semua, seperlunya saja. Wong saya juga butuh makan,"tutur Mirat.
Penggerak Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko membenarkan jika kera ekor panjang banyak muncul di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Sebenarnya kemunculan kera ekor panjang tersebut sudah terjadi dalam dua tahun terakhir. Namun jumlahnya kian banyak belakangan ini
"Itu yang menjadi keresahan kami,"kata dia.
Warga ataupun pegiat wisata di tempat tersebut tak bisa berbuat banyak. Bahkan untuk melakukan pengusiran secara masif, mereka ketakutan. Karena warga khawatir serangan kera ekor panjang tersebut kian bertambah banyak dan kian masif.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Lagi-lagi Diteror, Situs Tempo Diacak-acak Hacker Diduga Imbas Berita Judi Online: Ulah Siapa?
-
52 Kasus Serangan Buaya, 9 Nyawa Melayang: Apa yang Terjadi di Kotawaringin Timur?
-
Israel Pertimbangkan Buka Akses Bantuan ke Gaza Guna Hindari Tuntutan Hukum
-
Sebut Gangguan Layanan Bukan karena Serangan Siber, Dirut Bank DKI Bicara soal Dana Nasabah
-
Kronologi Meriam Bellina Kena Serangan Jantung: Alami Masa Kritis, Tangisnya Pecah
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari