Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 09 November 2023 | 07:58 WIB
Ilustrasi hujan (Unsplash)

SuaraJogja.id - Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menyatakan musim penghujan sudah mulai terjadi pada November 2023 ini. Meski curah hujan belum tinggi, masa pancaroba kali ini meningkatkan potensi cuaca ekstrim dan angin kencang serta puting beliung, khususnya di daerah Sleman dan Bantul.

"Hujan sudah turun di beberapa tempat meski el nino sampai awal tahun [2024]. Hujan terutama di bagian utara, setiap hari ada hujan di bagian utara meski belum masuk ke arah kota atau bagian selatan," papar Warjono di DPRD DIY, Rabu (08/11/2023).

Musim pancaroba kali ini, menurut Warjono akan terjadi hingga Desember 2023. Hujan terus bergerak ke tengah dan kemudian ke selatan. Nantinya hampir seluruh wilayah di DIY akan mengalami curah hujan yang merata. 

Karenaya curah hujan yang mulai tinggi itu diharapkan bisa diwaspadai. Sebab saat peralihan tersebut memunculkan awan-awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dan menyebabkan hujan lebat sesaat yang disertai angin, petir dan hujan es.

Baca Juga: Ada Potensi Tsunami Usai Gempa Tanimbar, BMKG Minta Warga Maluku, Sulteng hingga NTT Waspada

Angin kencang, lanjut Warjono kemungkinan terjadi sekitar pukul 10.00 atau 11.00 WIB. Saat ini terjadi maka ada potensi terjadi puting beliung.

"Awan akan melewati di kanan kiri merapi, potensi paling di daerah salaman atau turi, bergerak masuk ke wilayah jogja dan bantul, gunung kidul dan klaten. Itu yang akan sering terjadi. Ketika ada awan-awan yang menjulang tinggi dan bawa komponen yang banyak maka bisa melewati sleman dan kota, kemudian bantul dan cenderung ada angin kencang dan puting beliung," paparnya.

Warjono menambahkan, puncak musim hujan nantinya diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari 2024. Dimungkinkan tingginya curah hujan akan mengakibatkan banjir dan longsor. 

Untuk itu masyarakat dan instansi terkait harus melakukan mitigasi pada kawasan sungai. Pembenahan pada jalur sungai perlu dilakukan. 

Sebab hujan ekstrem akan mengakibatkan pohon tumbang. Saluran irigasi mampet, sampah yang basah dan berpotensi menimbulkan bau atau sampah kiriman. 

Baca Juga: Rabu Siang, Gempa M 7,2 Guncang Kepulauan Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

"Longsor ini rentan terjadi di kulon progo atau sleman. Banjir berpotensi juga ada di bantul dan kulonprogo," jelasnya.

Sementara Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD DIY untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memitigasi bencana. Sampai 2023 ini dari 438 desa dan kelurahan, 320 kalurahan sudah terfasilitasi menjadi kalurahan tangguh bencana. 

"Sisanya di tahun depan dan target kami 2027 seluruh desa DIY sudah jadi desa tangguh bencana," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More