SuaraJogja.id - Meninggalnya Timbul Raharjo, Rektor ISI Yogyakarta pada 5 September 2023 lalu nampaknya merupakan kehilangan yang luar biasa bagi kampus itu. Almarhum membawa perubahan positif, tidak hanya bagi lingkungan kampus, namun juga dunia seni kriya di Indonesia.
Bagaimana tidak, Timbul dikenal sebagai seniman yang mampu membawa keluar seni kriya dari ranah domestik ke ruang publik. Karya-karya kriya buatannya seperti Kuda Egrang kontroversial dan fenomenal menjadi karya seni yang dipamerkan di berbagai ruang publik dan diminati masyarkat dunia.
Karenanya untuk menghormati sosok pelopor yang kontroversi itu, Jurusan Kriya ISI Yogyakarta menggelar International Craft Day (ICD) #4 Tribute to Timbul Raharjo, pada 15-16 November 2023.
Pameran menampilkan tiga karya kontroversial Timbul dan 183 karya lain dari para kriyawan yang tergabung dalam Asosiasi Kriyawan Indonesia (Askrina), dosen, mahasiswa dan alumni ISI Yogyakarta.
"Berkat Timbul Raharjo yang membawa kriya dari awalnya domesti jadi karya seni di ruang publik, kini seni kriya banyak sekali dikenal masyarakat. ICD kali ini jadi bentuk ungkapan penghargaan kami pada Pak Timbul," papar Ketua Jurusan Kriya ISI Yogyakarta, Alvi Lufiani dikutip Selasa (14/11/2023).
Dicontohkan Alvi, karya kriya kuda milik Timbul yang dipamerkan di Stasiun Tugu Yogyakarta pernah jadi nyinyiran kurator seni karena dianggap tidak artistik berada di ruang publik dengan menyebutnya Kuda Egrang karena patung tersebut tidak ditancapkan, melainkan diberi tambahan logam untuk menyangga patung saat dipamerkan.
Namun justru kritikan tersebut yang membuat seni kriya Timbul semakin dikenal. Alih-alih menolak kritik, dia justru menyematkan nama Kuda Egrang di media sosial (medsos) Timbul.
"Karena banyak diperbincangkan, maka karya-karya kuda milik Pak Timbul malah banyak dibeli orang, termasuk dari luar negeri yang harganya bisa sampai ratusan juta," jelasnya.
Alvi berharap melalui ICD kali ini, karya seni kriya semakin banyak dikenal masyarakat seperti halnya karya Timbul Raharjo yang dihargai ratusan juta untuk tiap karyanya.
Baca Juga: Wafat di Usia 54 Tahun, Separuh Hidup Timbul Raharjo hanya untuk ISI Yogyakarta
Karya seni kriya pun tidak hanya menjadi hiasan depan rumah namun jadi mahakarya yang dipamerkan di ruang-ruang publik.
"Selain pameran, sejumlah acara lain digelar seperti fashion show, peluncuran buku kenangan Timbul Raharjo dan sharing session yang menghadirkan seniman dari sejumlah negara," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Kronologi Pembunuhan Perempuan di Gamping: Dari Penolakan Cinta Hingga Cekcok yang Hilangkan Nyawa
-
Awalnya Mau Kasih Uang, Akhirnya... Tragedi di Sleman Ungkap Fakta Hubungan Asmara Berujung Maut
-
Motif Pembunuh Wanita di Gamping Sleman, Cinta Ditolak Pisau Bertindak
-
Christiano Divonis 1 Tahun 2 Bulan, Deretan Hal Meringankan Ini jadi Pertimbangan Hakim
-
DANA Kaget: Lebih dari Sekadar Saldo Gratis, Ini Cara Asyik Berbagi Rezeki