Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 16 November 2023 | 15:03 WIB
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti. (ANTARA/Sutarmi)

SuaraJogja.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kulon Progo, menyebut angka kemiskinan di wilayah ini turun 0,75 persen dari 16,39 persen pada 2022 menjadi 15,64 persen pada 2023.

Kepala BPS Kulon Progo Sumarwiyanto di Kulon Progo, Kamis, mengatakan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional terbaru 2023 ada tren positif terhadap angka kemiskinan.

"Angka kemiskinan di Kulon Progo pada Maret 2023 ini mencapai 15,64 persen atau turun 0,75 persen jika dibandingkan angka kemiskinan di Maret 2022. Adapun saat itu angka kemiskinan Kulon Progo mencapai 16,39 persen," kata Sumarwiyanto.

Ia mengatakan penurunan kemiskinan di Kulon Progo termasuk paling tinggi di DIY, jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Begitu pula jika dilihat berdasarkan kurun waktu 10 tahun terakhir dengan penurunan mencapai 7,68 persen.

Baca Juga: DIY Sudah Hujan Deras, Kulon Progo justru Perpanjang Darurat Kekeringan, Kenapa?

"Namun angka kemiskinan di Kulon Progo masih yang tertinggi di DIY," katanya.

Kendati demikian, lanjut Sumarwiyanto, angka kemiskinan Kulon Progo hanya selisih 0,04 persen dibandingkan dengan Gunungkidul. Adapun angka kemiskinan Gunungkidul pada 2023 ini mencapai 15,6 persen.

Secara jumlah penduduk, ada 70.735 jiwa warga Kulon Progo yang dikatakan hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan sebesar Rp416.870 per kapita per bulan.

"Jika pengeluarannya di bawah itu maka dikatakan miskin," katanya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mensyukuri penurunan signifikan angka kemiskinan menurut survei BPS. Meski untuk seluruh DIY, kemiskinan di wilayah ini masih yang paling tinggi.

Baca Juga: Sri Sultan HB X Pastikan Upah Minimum Provinsi DIY Naik, Berapa Besarannya?

Ia mengatakan upaya menurunkan angka kemiskinan masih harus terus dilakukan, salah satunya lewat berbagai program pemberdayaan.

"Kami menyiapkan banyak program-program untuk itu, mulai dari pemberdayaan hingga bantuan sosial," kata Ni Made.

Load More