SuaraJogja.id - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mendesak tiga pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk berkomitmen mengatasi masalah perubahan iklim. Sebab dampak perubahan iklim disebut lebih mengancam dibandingkan bom nuklir.
"Muhamamdiyah memerlukan kekuatan bersama yang lintas agama, lintas kelompok, lintas golongan. Bahkan harus menjadi komitmenn capres-cawapres, termasuk caleg dalam gerakan climate movement (gerakan mengatasi perubahan iklim-red) agar terbangun kesadaran kolektif menyelamatkan lingkungan," papar Haedar disela Global Forum for Climate Action di Yogyakarta, Jumat (17/11/2023).
Menurut Haedar, isu perubahan iklim saat ini sering terabaikan. Bahkan kalah dari isu perdamaian yang lebih banyak diangkat dalam forum global. Padahal persoalan perubahan iklim menyangkut masa depan mahluk hidup.
Muhammadiyah pun melihat perubahan iklim menjadi problem global yang massif.Bahkan Sekjen PBB menyebutkan perubahan iklim menjadi problem peradaban dan "alarm merah" bagi kehidupan umat manusia.
Baca Juga: Cerita Mahasiswa Jogja Menyambut Gelaran Pemilu 2024, Ini Kata Mereka
"Kondisi ini disebut sebagai ekosistem yangh sekarat. Perlu penyelematan yang radikal. Semua bangsa tidak cukup dengan [melakukan] pertemuan2-pertemuan global. Perlu melakukan gerak bersama," tandasnya.
Haedar menambahkan, capres-cawapres juga harus memiliki kesadaran kosmologis apabila terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Semua itu agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
Mereka yang akan menjadi pemimpin resmi di negeri ini harus menjamin tanah air dengan seluruh kekayaan alam. Baik kekayaan alam yang ada di darat laut udara harus menjadi komitmen politik mereka untuk dijaga, dirawat, dibangun namun jangan dirusak.
"Karena itu pembangunannya tidak bisa sekehendak kepentingan investasi," tandasnya.
Haedar menyebutkan, kesadaran kosmologis akan membuat capres/cawapres memasukkan dimensi Tuhan dan ketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya politik, ekonomi, budaya dan kehidupan bernegara itu tidak akan dilepaskan dari ekosistem di manusia hidup dan akan Tuhan sebagai penciptanya.
Baca Juga: Atasi Kemiskinan Ekstrem, MPM PP Muhammadiyah Lakukan Pendampingan Kaum Marjinal
"Pandangan kosmologis itu memasukkan dimensi Tuhan dan ketuhanan di dalam kehidupan berbangsa, bernegara termasuk ketika mengambil keputusan-keputusan penting yang genting," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Bank Panin Dubai Syariah Gandeng PP Muhammadiyah, 'Mobil Kemanusiaan' Jadi Langkah Awal
-
30 Ucapan Milad Muhammadiyah 2024, Bisa Jadi Referensi Caption Media Sosial
-
Link Download Logo Milad Muhammadiyah 2024 PNG, Ini Tema yang Diusung
-
Bukan KH Ahmad Dahlan, Ini Sosok Kiai Pemberi Nama Muhammadiyah
-
Silsilah Keluarga KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Bersambung ke Rasulullah SAW
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi