SuaraJogja.id - Buat kamu yang di Jogja siapa sih yang ngga kenal dengan Mirota Kampus?
Swalayan idola mahasiswa yang kini berganti nama menjadi Manna Kampus itu merupakan salah satu swalayan yang legendaris di Jogja.
Sosok di balik Manna Kampus yang masih lestari hingga kini itu adalah Siswanto Hendro Sutikno.
Siswanto Hendro Sutikno yang lahir di Yogyakarta 1994 silam itu mengungkapkan bahwa jauh sebelum usahanya berkembang hingga eksis seperti saat ini tak pernah terpikir untuk terjun ke dunia bisnis.
Ia mengaku mulai menekuni dunia bisnis setelah menikah lalu membuka sebuah toko kecil-kecilan saat itu.
"Dulu tidak sama sekali. Jadi begitu saya menikah kita berusaha untuk membuka toko kecil-kecilan waktu itu," ungkapnya kepada tim suarajogja.id saat berbincang dalam program LEKAT.
Siswanto mengingat sebelum Manna Kampus sebesar saat ini dulu merupakan toko kecil.
Jualannya kala itu alat tulis.
"Iya dulu dari toko kecil. Awal-awal ya jualan alat tulis," katanya.
Usaha tokonya kemudian perlahan berkembang hingga menjadi Mirota.
Nama Mirota merupakan representasi dari niche dagangannya kala itu yakni Minuman Roti dan Tart yang kemudian disingkat Mirota.
Siswanto menyebut keberhasilannya mengelola bisnis tak lepas dari didikan orang tuanya.
Sis bercerita kedua orang tuanya senantiasa mendidiknya agar jadi orang yang jujur.
"Saya dididik disiplin dan jujur oleh orang tua saya makanya kan slogan kami rumah belanja terpercaya, karena kami bisa dipercaya," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia selalu terngiang pesan dari ayahnya terutama yang meminta untuk jangan menunda apa yang bisa segera dikerjakan.
Hal itulah yang kemudian menjadi prinsip hidupnya, termasuk ketika mengelola dan membesarkan Manna Kampus.
"Yang masih saya ingat sampai sekarang dari beliau adalah do it now jangan menunda apa yang bisa segera dikerjakan. Itu prinsipnya," lanjutnya.
Siswanto mengungkapkan ketika awal merintis Mirota Kampus yang kini berganti Manna Kampus dimulai di kawasan Babarsari.
Baru setelah beberapa tahun kemudian pindah ke Jalan C Simanjuntak.
Sesuai namanya, pangsa pasar Mirota ingin mendekati kampus sehingga namanya identik dengan Mirota Kampus.
"Kita pindah ke Jalan C Simanjuntak itu untuk mendekati kampus kata-kata Mirota Kampus itu mendekati kampus UGM begitu ya jadi pelanggan kami itu dulunya mahasiswa gitu," ungkapnya.
Meski telah sukses menancapkan bisnisnya melalui Manna Kampus, Siswanto mengaku pandemi yang beberapa tahun terakhir terjadi sempat sedikit membuatnya goyah.
Ia mengaku itu adalah salah satu titik terendah dalam bisnis yang dialaminya karena aktivitas dibatasi otomatis berimbas pada kegiatan bisnisnya.
"Tapi untungnya kami punya tim yang solid jadi perlahan kami bisa pulih dan bangkit kembali," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik