Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 26 November 2023 | 19:47 WIB
Pembukaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023 ke-18 di Empire XXI, Yogyakarta, Sabtu (25/11/2023). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali hadir dengan semangat baru. Mengusung tema 'Luminescene', JAFF yang sudah memasuki usia ke-18 tahun akan dimeriahkan dengan ratusan film dari berbagai negara di Asia.

Executive Director JAFF Ajish Dibyo menuturkan Luminescene diambil sebagai tema besar tahun ini dengan membawa semangat tentang pancaran sinema Asia yang semakin terang. Untuk semakin menunjukkan juga ciri khas dan eksistensi perfilman Asia terkhusus Indonesia.

"Kalau kita dalam konteks ini menggunakan Luminescence untuk membicarakan tentang pijaran dari karakter sinema asia. Bahwa sekarang sinema asia menjadi salah satu sinema yang paling kuat di dunia di saat kemudian sinema-sinema di benua lain," kata Ajish ditemui saat opening ceremony JAFF ke-18 di Empire XXI, Yogyakarta, Sabtu (25/11/2023) malam.

Menurut Ajish, sinema asia memiliki karakteristiknya sendiri di dalam karya-karyanya. Ada kekuatan distingsi yang tidak dipungai oleh sinema di beberapa benua lain.

Baca Juga: Area Blank Spot di DIY Sering Tak Diketahui, Kominfo Gulirkan Sigmon

Hal ini ditunjukkan dengan sejumlah film Asia yang kemudian mendapat perhatian di kancah internasional. Tak jarang bahkan beberapa karya dari filmmaker Asia turut menggondol penghargaan.

"Sekarang banyak sekali bahkan di festival-festival besar, festival internasional, film asia itu hampir selalu ada di posisi yang sangat strategis dan juga enggak jarang film-film asia sekarang itu mendominasi award di banyak festival-festival," ungkapnya.

Sinema Indonesia sendiri secara khusus, kata Ajish, juga tak kalah responsif dengan perkembangan sekarang. Ada banyak ide dan karya menarik yang lahir dari sineas tanah air.

"Salah satu unsurnya tentu saja keunikan tema yang kemudian secara karakter hidup kita beda. Konsep gotong royong misalnya. Eksotisme yang dipunya beda. Karakter kita sekuat itu. Kultur itu kemudian menjadi nilai lebih," terangnya.

JAFF sendiri selalu memberikan nuansa baru dalam setiap penyelenggaraannya. Pada JAFF18 tahun ini ada 205 film dari 25 negara Asia Pasifik yang akan diputar.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Keefektifan Nyamuk Wolbachia di Yogyakarta untuk Proteksi Masyarakat Berkelanjutan

Film-film itu ada ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Setidaknya ada sembilan film panjang yang sudah dipilih untuk berkompetisi pada program Main Competition memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards.

Sejumlah film-film menarik yang bisa dinikmati antara lain, Evil Does Not Exist dan Perfect Days dari Jepang, yang awal bulan ini memenangkan Grand Jury Award dan Best Film di Asia Pacific Screen Awards 2023. Lalu ada pula The Monk and The Gun, film perwakilan Bhutan untuk the Best International Feature Film, Academy Awards 2023.

Lebih spesial, JAFF18 juga menjadi ajang penayangan perdana film-film Indonesia. Mulai dari Ali Topan, 24 Jam Bersama Gaspar, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Monster (Indonesia), Setan Alas, hingga Pemukiman Setan.

Bagi penikmat film bisa langsung menuju akun media sosial resmi @jaffjogja atau situs resmi, jaff-filmfest.org untuk informasi tiket dan jadwal penayangan. Tiket dapat dibeli melalui situs resmi jaff-filmfest.org dan TIX.ID.

JAFF18 akan berlangsung selama seminggu mulai dari 25 November hingga 2 Desember 2023 mendatang.

Load More