Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 23 November 2023 | 14:55 WIB
Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Wayan Toni Supriyanto (kanan) menyampaikan tentang Sigmon di Yogyakarta, Kamis (23/11/2023). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggulirkan aplikasi pengukur koneksi internet Signal Monitoring atau Sigmon di Yogyakarta, Kamis (23/11/2023). Aplikasi ini digunakan salah satunya untuk mendeteksi area blank area atau daerah yang tidak mendapatkan sinyal dari menara telekomunikasi.

"Jogja menjadi kota kedua setelah jakarta untuk sosialisasi sigmon ini. Rencana sosialisasi dilakukan 514 kabupaten/kota, minggu depan ke bali," papar Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Wayan Toni Supriyanto disela acara, Kamis.

Menurut Wayan, warga Yogyakarta bisa mengunduh Sigmon melalui Appstore ataupun Playstore. Aplikasi itu nantinya bisa secara otomatis mendeteksi sinyal di sekitar untuk mengetahui kawasan blankspot ataupun sebaliknya.

Hasilnya langsung dilaporkan di dashboard Kominfo secara online. Dari situ, Kominfo bisa melaporkannya ke perusahaan telekomunikasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: Tingkatkan Perekonomian Nasional, Sekda DIY Instruksikan OPD Genjot Belanja Produk Dalam Negeri

Aplikasi tersebut juga dapat menjadi informasi para pemangku kebijakan untuk mengatasi masalah sinyal internet di daerah masing-masing. Warga pun bisa melakukan aduan bila sinyal internet mengalami gangguan di daerahnya.

"Sebenarnya kita sudah coverage daerah pemukiman sinyal 4G mencapai 98 persen, artinya daerah pemukiman yang ada pelanggan. Masalahnya kan ada daerah yang pemukimannya sedikit dan memang belum ada sinyalnya seperti di daerah 3T [tertinggal, terdepan dan terluar], Memang masih banyak yang blankspot tapi itu biasanya di perkebunan dan secara kontur alam tidak bisa ditembus. Solusinya ya menambah bts dan solusi teknologi," ungkap dia.

Sementara Direktur Pengendalian Pos dan Informatika Kominfo, Dany Suwardany mengungkapkan jonektivitas dan infrastruktur digital memiliki peranan penting dalam percepatan transformasi digital. Karenanya diperlukan pemerataan infrastruktur digital serta konektivitas yang berkualitas melalui Sigmon.

"Kami juga melakukan monitoring infrastruktur dan kualitas layanan telekomunikasi, pos dan penyiaran guna terwujudnya percepatan transformasi digital tersebut," jelasnya.

Dany menambahkan, berdasarkan data yang dimiliki Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT), cakupan layanan mobile broadband 4G di Indonesia mencapai sekitar 96,84 persen area, khususnya di pemukiman. Sedangkan baru 2,50 persrn area pemukiman telah terlayani 5G.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Sejumlah Menteri Batal Hadir di Acara Kongres Desa di Yogyakarta, Ini Tanggapan Panitia

Sedangkan untuk layanan fixed broadband didukung oleh kabel laut sepanjang 116.133 km dan kabel serat optik di darat sepanjang 688.600,52 km. Selain itu sebanyak 1.867.733 titik optical distribution point (ODP).

"Kami memonitoring terhadap koridor servis dari penyelenggara telekomunikasi khususnya seluler, nanti manfaatnya tentu ke masyarakat karena disitulah kami bisa melihat dan evaluasi terhadap kehandalan sistem mereka. Kalau dia lemah kan bisa diingatkan, itu fungsi kami sebagai regulator," tandasnya.

Ketua TPM, Indra Apriadi menambahkan, mereka melakukan pengukuran kualitas layanan operator seluler. Hal ini dalam rangka penilaian kepatuhan terhadap pemenuhan standar kualitas layanan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Pengukuran kualitas layanan tersebut dilakukan dengan metode sampling di beberapa kota besar di Indonesia, dimana pengukuran dilakukan berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan," kata dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More