Menyusul menjamurnya warteg yang berderet di sepanjang Jalan Gejayan, Wahyu angkat bicara. Kharisma Bahari di tempatnya berjualan memang memiliki investor. Namun investor tersebut hanya mengelola Kharisma Bahari yang di Perumnas tempat dia bekerja saat ini.
"Kalau di sini, kami ada investornya. Tapi investornya ya fokus di Kharisma Bahari yang di sini saja. Kalau Kharisma Bahari di tempat lain, itu bukan dikelola sama investor yang sama," jelas Wahyu.
Memang warteg dengan nama Kharisma Bahari menjamur di Jalan Gejayan, Babarsari, Condongcatur, hingga di Jalan Kusumanegara. Namanya memang sama, tapi investornya berbeda-beda.
Sedangkan untuk lauk pauknya sendiri, juga tergolong lengkap dan murah.
Baca Juga: 4 Wilayah di Indonesia Paling Baik Kelola Sampah dengan Metode TPS3R, Jogja Nanti Dulu Deh
Dibandingkan dengan makanan pinggir jalan, warteg memiliki varian lauk pauk serta sayur yang relatif lebih banyak. Harganya yang bersahabat di kantong mahasiswa, bisa menyelamatkan isi perut selama seharian.
Tak hanya makan di lokasi, pelanggan juga bisa membeli lauk atau sayur seharga Rp2.000. Harga lauknya sendiri bisa dibeli mulai dari Rp3.000.
"Bedanya sama makanan pinggir jalan itu mungkin dari variasinya ya, kalau di sini itu mungkin lebih banyak varian sayur dan lauknya. Untuk harganya juga mulai dari Rp2.000, untuk sayurnya. Lalu Rp3.000 kalau lauk pauk," ujar Wahyu.
Seakan menginvasi di Kota Jogja, fenomena menjamurnya warteg beberapa waktu belakangan memang menarik perhatian.
Wahyu tak memungkiri saat ini memang warteg dengan nama Kharisma Bahari memiliki cabang yang sangat banyak di Yogyakarta.
Baca Juga: Bersama Efek Rumah Kaca, JAFF 2023 Lebih dari sekadar Festival Film
Disinggung apakah strategi marketingnya hanya menyasar Kota Pelajar, Wahyu tak mengetahui pasti. Kendati begitu Kota Jogja menjadi ladang usaha yang menjanjikan bagi warga Tegal seperti dirinya.
Berita Terkait
-
Solusi Digital dalam Dunia Kuliner: Bukan Cuma Sekedar Makan, Ada Banjir Hadiah serta Promo Juga!
-
Ulasan Novel Perang Rendang:Persaingan Cinta dan Warisan Kuliner
-
Pasar Apung Batu, Berburu Kuliner Internasional di Tengah Kota Wisata
-
Kreatif! PPG Unila Latih Anak Panti Ar-Ra'uf Syahira Buat Lilin Aromaterapi
-
Seblak Sibocah Kencur: Primadona Baru Kuliner Malang di Musim Hujan
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Selamat Datang 3 Pemain Keturunan Calon Naturalisasi Timnas Indonesia Jelang Lawan China dan Jepang
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
Pilihan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
-
Puspo Wardoyo Menangkan Gugatan Perdata di PN Solo, Objek Dinilai Hakim Tak Jelas
-
Tak Hadir di Sidang Mediasi Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Jokowi Buka Suara
-
DPR Cecar Dirut Garuda Soal "Gelombang" Eks Karyawan Lion Air Bergaji Tinggi
-
6 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Tahun 2025, Harga di Bawah Rp3 Juta
Terkini
-
'Menyelamatkan Masa Tua di Linimasa': Cara Mafindo Berdayakan Lansia di Era Digital
-
Jadi Tim Penyusun Soal ASPD, Disdikpora DIY Selidiki Guru SMPN 10 Jogja
-
Arogansi Kekuasaan? Dokter di Jogja Ramai-Ramai Doa Bersama Protes Mutasi Mendadak oleh Kemenkes
-
Rekrut Ibu-ibu di Bantul, DS Modest Buktikan Kualitas & Pemberdayaan jadi Kunci di Era Digital
-
Seni Menyapa Masyarakat: Pameran 'Lintas Imaji' Yogyakarta Rayakan Keberagaman Gaya